Di Desa Pelambuan, Banjarmasin Barat, Normalia, warga setempat mengatakan, ada beberapa jenis tanaman yang bisa dipelihara di wilayahnya, seperti jeruk, singkong, sirih, dan daun cincau. Lingkungan di kawasan ini meliputi hutan bakau, rawa, dan sungai.
Mangrove memiliki manfaat dalam melindungi dari risiko kerusakan akibat badai. Belukar bakau dapat menopang dataran lumpur pasang surut dengan baik dan juga berfungsi sebagai zona penyangga yang melindungi daratan dari kerusakan akibat angin dan gelombang. Rawa mempunyai peran penting dalam mencegah banjir dan menjaga aliran air. Rawa berfungsi seperti spons yang menyerap air dalam jumlah besar saat hujan lebat, sehingga dapat mencegah banjir dan kerusakan akibat aliran air yang deras. Sungai juga menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Banjar yang tinggal di sepanjang sungai. Selain sebagai tempat tinggal, sungai juga berfungsi sebagai jalur transportasi, sumber penghidupan, dan lain-lain.
Bangunan di kawasan Banjarmasin Barat umumnya terbuat dari beton dan kayu, dengan pondasi menggunakan kayu galam. Kayu galam mempunyai daya serap yang cocok dengan tanah liat di rawa. Tumpukan pondasi kayu galam kemudian menjadi tempat bertumpunya kayu ulin dengan konsep kalang sunduk. Selanjutnya tinggal membangun rumah kayu atau rumah batu dengan pondasi yang cukup kuat. Kayu galam dengan kayu rawanya mampu bertahan lama, bahkan hingga puluhan tahun.
Menurut Ramadhani dan Normalia, beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan di wilayahnya (Banjarmasin Barat) adalah kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan dan meningkatnya tingkat pencemaran udara akibat kebakaran yang terjadi belakangan ini. Selain itu juga terdapat kendala dalam pengembangan wilayahnya, seperti kebiasaan masyarakat yang tidak berubah (mencuci baju di sungai, mandi di sungai, buang air besar di sungai), perubahan cuaca yang drastis dan kepadatan penduduk yang menyebabkan terjadinya peningkatan populasi penduduk. kurangnya penyerapan air di beberapa tempat.
Mikroorganisme yang ada di wilayah Banjarmasin Barat terdapat yaitu lumut, hal ini dikarenakan lumut merupakan salah satu jenis jamur yang disebabkan oleh kelembaban udara yang berlebihan dan berkumpul pada permukaan benda yang biasa terdapat pada bebatuan sungai.
Menurut Normalia dan Ramadhani, beberapa budaya masih dilakukan oleh masyarakat atau warga di wilayah Banjarmasin Barat, seperti mandi di sungai, mencuci pakaian di sungai, memancing di sungai dan sebagian masyarakat masih menggunakan transportasi air seperti jukung dan klotok.