Sudah lama tidak terdengar perkembangan masalah Covid 19 di Bumi Murakata, masyarakat kembali resah dengan kabar dari Puskesmas Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah tentang penyakit mematikan lainnya yaitu HIV/AIDS.
PINGGUL SUNGAI TENGAH, koranbanjar.net – Kasus HIV/AIDS di Hulu Sungai Tengah telah meresahkan warga. Dari informasi yang diperoleh koranbanjar.net, jumlah warga yang terindikasi penyakit menular ini mencapai 44 kasus, terhitung hingga Juli 2022.
Kepala Puskesmas Barabai, Riza Fitrianoor mengatakan, sebagian warga yang terjangkit penyakit tersebut masih pelajar dan mahasiswa.
“Kebanyakan yang menderita adalah laki-laki, banyak yang berusia di bawah 40 tahun, tapi ada juga yang di atas usia tersebut,” ujarnya,
Dari 44 orang tersebut, 10 orang dinyatakan meninggal dunia, dan 34 orang masih dalam perawatan.
“Mereka rutin berobat ke rumah sakit, kami di puskesmas hanya memberikan rujukan, ada yang ke Kandangan dan Banjarmasin,” terangnya.
Riza mengatakan penyebaran HIV/AIDS di HST semakin cepat. Jika biasanya dalam 10 tahun ditemukan kasus baru, kali ini hanya 5 tahun.
“Ke-44 orang itu baru melaporkan hasil screening. Kita belum tahu berapa yang belum lapor,” jelasnya.
Minimnya pelaporan karena penyakit ini dianggap aib, dan dipicu oleh perilaku menyimpang, seperti seks bebas dan pecandu narkoba.
Seorang warga Barabai, Jainal, kepada koranbanjar.net Senin (1/8/2022) sore, ia menyayangkan banyaknya warga di wilayahnya yang tertular HIV.
“Perilaku buruk pasti berdampak buruk,” katanya.
Ia berharap pemerintah gencar melakukan penyuluhan atau sosialisasi tentang bahaya HIV/AIDS.
“Karena sekali tertular sulit sembuh. Belum ada obatnya,” harapnya.
Penularan HIV dapat terjadi melalui kontak langsung atau menggunakan alat seperti jarum suntik, pisau cukur, jarum tato dengan cairan tubuh seperti darah, sperma, cairan vagina, atau air susu ibu dari penderita HIV/AIDS.
Penularan HIV sebagian besar diketahui melalui hubungan seksual, namun HIV juga dapat ditularkan melalui penggunaan alat yang tidak steril, meskipun belum ditemukan laporan resmi tentang penularan HIV melalui pisau cukur.
Penularan HIV melalui alat dapat terjadi jika alat tersebut terkontaminasi cairan tubuh penderita HIV, dan masuk melalui luka di tubuh. Penggunaan pisau cukur yang tidak steril berisiko menularkan HIV jika terdapat luka pada area pencukuran.
(mdr/slv)