BARABAI – Lima kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) dilanda banjir. Pemkab pun menaikkan status bencana menjadi waspada satu.
Hingga kemarin (17/3), 162 warga terpaksa mengungsi.
Tercatat 1.340 rumah yang dihuni 1.506 kepala keluarga terendam. Mempengaruhi 4.188 jiwa.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) HST, Budi Haryanto mengatakan, banjir melanda Kecamatan Barabai, Hanntak, Pandawan, Batu Benawa, dan Haruyan.
Ketinggian banjir bervariasi antar kabupaten. “Di Barabai saja, ada beberapa area yang setinggi lutut orang dewasa. Banyak kendaraan bermotor mogok saat melintasi banjir,” ujarnya.
Hujan yang mengguyur sejak Kamis (16/3) siang, menyebabkan sungai-sungai di kawasan pegunungan meluap.
Malam itu, BPBD membunyikan alarm untuk mewaspadai masyarakat.
Benar saja, Jumat (17/3) dini hari, jalan dan permukiman di perkotaan mulai terendam. “Level air di perkotaan terus naik karena air turun dari pegunungan,” jelasnya.
Lokasi penampungan pengungsi adalah SMAN 1 Barabai, SDN 1 Barabai Timur, Masjid Shulaha, TK Al Quran Shulaha, dan Gedung Juang Barabai.
Selain banjir, longsor juga menutup akses Desa Sungai Harang di Kecamatan Haruyan.
Pambakal (kades) Harimanur mengatakan longsor menimbun 15 meter jalan desa. “Tinggi tanah yang menutupi jalan sekitar 60 cm. Sepertinya hari ini tidak bisa dilewati. Pembersihan akan dilanjutkan besok,” katanya.
Warga gotong-royong membuka timbunan tanah longsor dengan peralatan seadanya, seperti mesin pompa air.
Banjir di Tampa
Banjir juga melanda Kabupaten Tapin, tepatnya di Desa Tambarangan, Kecamatan Tapin Selatan. Ada 140 keluarga atau 420 jiwa yang terkena dampaknya.
Syukurlah, tidak ada korban jiwa dalam bencana ini. Banjir dipicu oleh hujan yang terus menerus hingga sungai meluap.
Kepala Desa Tambaran, M Syarwani mengatakan, air mulai naik pada Kamis (16/3) malam. “Kemungkinan sore ini mulai menurun,” ujarnya.
Banjir di Amuntai
Di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), hanya Kecamatan Paminggir yang masih aman dari banjir.
Selain merendam jalan utama, banjir juga mengganggu kantor pelayanan publik.
Pantauan Radar Banjarmasin, luapan Kali Balangan merendam halaman Mapolres HSU.
Kapolres HSU AKBP Moch Isharyadi Fitriawan mengatakan, jika banjir terus meningkat, kemungkinan tahanan di Rutan Mapolres harus dievakuasi ke Kelas II B Amuntai Lapas.
“Hanya transfer jika darurat,” katanya.
Air sudah menggenangi halaman kantor Bupati HSU. Jalan utama seperti Jalan Ahmad Yani, Basuki Rahmat dan Kuripan juga terendam.
Banjir juga mengganggu pengendara yang melintasi Jalan Trans Kalimantan arah Amuntai-Tanjung.
Selain menghubungkan kedua kabupaten, ini merupakan akses penting yang menghubungkan provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. (mal/dly/mar/gr/fud)