Bisnis.comJAKARTA — iBank mulai memproduksi kartu kredit logam berbahan emas dan perak seiring dengan meningkatnya akselerasi dan preferensi masyarakat dalam memproses transaksi dari tunai ke non tunai.
Pemegang saham pengendali iBank Arie Indra Manurung mengatakan, emas dan perak masih menjadi salah satu bentuk investasi atau investasi yang aman tempat yang aman. Logam mulia ini, kata dia, diminati banyak orang, bahkan negara, sebagai alat tukar.
Tak heran, kepemilikan emas dan perak menjadi favorit investor karena hasil yang menjanjikan. Jika biasanya masyarakat memiliki emas dalam bentuk batangan dan berbagai macam perhiasan, kini mereka bisa menggabungkan investasi melalui kartu logam berupa emas dan perak.
“Kartu logam ini kami aplikasikan dalam bentuk kartu kredit. Dengan demikian, pemilik dapat menikmati tiga fungsi sekaligus, yaitu kartu kredit, investasi, dan memenuhi kebutuhan gaya hidup atau gaya hidup eksklusif,” katanya, Senin (20/3/2023).
Lebih detail, Arie menjelaskan, kartu emas yang diproduksinya memiliki berat 55 gram batangan padat tanpa solder dengan kadar 75 persen, berukuran 85 mm x 54 mm dan tebal 0,8 mm. Harga jualnya Rp 53 juta per kartu logam emas.
Mengikuti harga emas fisik, harga ini sudah termasuk biaya pembuatan kartu kredit logam.
iBank juga memproduksi kartu logam emas edisi khusus bertatahkan berlian alami dengan harga Rp 100 juta. Namun untuk setiap kartu logam harganya akan terus berubah mengikuti harga pasaran emas.
Sedangkan untuk kartu dengan jenis perak yang dicampur logam paladium, sehingga mencapai berat total 40 gram dengan kadar 92,5 persen. Sepotong kartu silver saat ini dilepas dengan harga Rp 3 juta, sudah termasuk biaya pembuatan kartu kredit metal tersebut.
Palladium atau di Indonesia dikenal dengan emas putih merupakan salah satu logam mulia yang harganya relatif tinggi, bahkan beberapa waktu lalu mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Jika pada awal 2019 paladium dijual di kisaran US$1.200 per ounce, pada Maret logam mulia ini mengalami kenaikan harga hingga US$1.600 per ounce. Kenaikan harga ini cukup tinggi, apalagi dalam jangka waktu yang singkat.
Hingga akhirnya, harganya saat ini berada di kisaran US$2.000 per ons. Jika dikonversi ke rupiah, logam mulia ini berada di kisaran Rp 28 juta per ons. Artinya, paladium dijual dengan harga sekitar Rp 1 juta per gram, lebih tinggi dari harga emas murni di pasaran dan melebihi harga emas.
Harga kartu berbahan dasar gold dan silver berfluktuasi sehingga harga jual akan mengikuti mekanisme pasar dan dapat dibeli kembali (membeli kembali). Namun jangan khawatir, karena emas dan perak telah teruji sebagai alat investasi dengan trend harga yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
“Kami hanya memproduksi kartu dalam jumlah terbatas. Hanya kalangan tertentu saja yang ingin mengoleksinya. Sehingga dengan memiliki kartu emas dan perak, orang tersebut akan memiliki kebanggaan tersendiri saat menggunakannya,” jelasnya.
Penggunaan berbagai jenis kartu seperti e-wallet, kartu kredit, kartu debit, perbankan seluler, sehingga internet banking sudah tersebar luas hampir di seluruh kota besar dan kecil di Indonesia. Hal ini banyak berdampak pada pergeseran signifikan dari pembayaran konvensional ke pembayaran digital, termasuk kartu kredit.
Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah kartu kredit yang beredar di Indonesia mencapai 16,58 juta unit pada Juni 2022. Jumlah tersebut meningkat 0,84 persen dibandingkan Juni 2021 yang berjumlah 16,56 juta kartu kredit.
Cek berita dan artikel lainnya di berita Google