“Untuk soal kesehatan lansia, wajib bertanya pada ahli geriatri. Jadi, kita akan libatkan ahli geriatri,” ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Pada penyelenggaraan haji tahun ini, Kemenag mengusung semangat ‘Haji Ramah Lansia’. Pasalnya, dari 203.320 kuota jamaah haji reguler, tercatat 64 ribu orang di antaranya masuk kategori lanjut usia.
Selain itu, penyelenggaraan haji 1444 H/2023 M juga kali pertama dilakukan dengan kuota normal, setelah dunia dilanda pandemi COVID-19. Oleh karena tu, Menag Yaqut menekankan pentingnya mempersiapkan layanan terhadap jamaah secara matang.
Menurut Yaqut, konsultasi dengan para ahli adalah bagian dari prinsip kehati-hatian. Selain transparan dan akuntabel, segala keputusan dan tindakan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan.
Ia meminta semua elemen yang terlibat dalam penyelenggaraan haji tahun ini harus memegang teguh visi, yakni memberikan pelayanan terbaik bagi jamaah.
“Sekali lagi, hasil-hasil pertemuan dengan berbagai pihak kemarin harus ditindaklanjuti dengan sebuah desain besar pelaksanaan. Desain besar ini harus mencerminkan visi bersama memberikan pelayanan terbaik untuk jamaah haji,” kata dia.
Menag juga mengingatkan jajaran akan pentingnya inovasi dan perubahan cara berpikir dalam merespons setiap tantangan penyelenggaraan ibadah haji.
“Mereka yang tidak pernah mengubah cara berpikirnya, tidak akan mampu mengubah apapun,” kata dia.