Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan protes keras terhadap maskapai Garuda Indonesia. Pasalnya, keberangkatan rombongan embarkasi 4 (BDJ) Banjarmasin kisruh. Selain tertunda, jemaah juga harus dipindahkan ke Medan sebelum akhirnya berangkat ke Arab Saudi.
Sesuai jadwal, rombongan BDJ 4 berangkat pada 2 Juni pukul 23.00 WITA. Namun hingga 3 Juni pukul 02.40 WITA jemaah belum juga berangkat. Hingga akhirnya jemaah kembali ke asrama haji. Alasan yang disampaikan pihak Garuda adalah karena adanya masalah kerusakan teknis pesawat.
Kasubdit Perhubungan dan Pengamanan Haji Reguler Kementerian Agama M. Noer Alya Fitra mengatakan jemaah BDJ kloter 4 itu akhirnya diterbangkan pada Sabtu (3/6) malam. ”(Terbang) Dari Medan (KNO) terdiri dari tiga penerbangan. Ini informasi dari Garuda,” ujarnya (4/6). Sehingga jemaah diterbangkan terlebih dahulu dari Banjarmasin ke Medan. Baru setelah itu terbang ke Saudi.
Direktur Pelayanan Haji Domestik Kementerian Agama Saiful Mujab mengatakan pihaknya telah mengajukan protes kepada Garuda Indonesia atas kejadian tersebut. ”Apalagi informasi kerusakan teknis baru diinformasikan setelah jemaah tiba di Bandara Samsuddin Noor,” ujarnya. Ia pun meminta Garuda meminta maaf dan memberikan santunan kepada jemaah.
Saiful mengatakan, protes keras dilayangkan Kementerian Agama, karena itu bukan kejadian pertama. Dia mengatakan, kejadian serupa pernah terjadi dalam operasi haji tahun lalu. Saat itu, keberangkatan jemaah Banjarmasi sempat tertunda. Bahkan di tahun 2019, penundaan keberangkatan jemaah dari Banjarmasin berdampak pada tiga rombongan selanjutnya.
”Ini terjadi lagi,” katanya. Dia meminta Garuda Indonesia memberikan solusi terbaik. Serta menjaga komitmen bersama untuk memberangkatkan jamaah sesuai jadwal. Kalaupun ada kendala teknis bisa diinformasikan sejak awal. Sehingga jemaah tidak perlu ke bandara terlebih dahulu.
Selama 13 hari misi pemberangkatan haji ini, terjadi beberapa perubahan jadwal penerbangan Garuda. Yaitu Grup 29, 32 dan 33 Embarkasi Solo. Kemudian rombongan ke-12 berangkat dari Medan. Kemudian rombongan ke-28, 29 dan 30 berangkat dari Pondok Gede. Serta embarkasi Banjarmasin batch 4 terbaru.
Sehubungan dengan informasi yang mengemuka mengenai penyesuaian jadwal penerbangan dan armada pesawat calon jamaah haji rombongan 4 orang pada penerbangan Garuda Indonesia dari embarkasi Banjarmasin, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyampaikan bahwa penerbangan yang sedianya akan diberangkatkan pada Sabtu pagi ( 3/6), harus disesuaikan. dikarenakan adanya masalah teknis pada mesin pesawat yang memerlukan penanganan lebih lanjut terutama mengenai penggantian spare part pesawat.
Menurut Irfan, kendala teknis tersebut diketahui setelah petugas Garuda Indonesia dan tim terkait melakukan pemeriksaan akhir kesiapan armada yang akan dioperasikan penerbangan ke Madinah grup 4 guna memastikan kelancaran operasional penerbangan haji. dia menjelaskan.
Irfan menambahkan, selanjutnya 328 calon jemaah haji kloter 4 dari embarkasi Banjarmasin akan diberangkatkan secara bertahap dimana 287 jemaah rencananya akan diberangkatkan hari ini, Sabtu (3/5) pukul 22.00 WIB menggunakan armada Airbus A330-400, sedangkan jemaah lainnya sisanya akan diberangkatkan dengan 2 (dua) penerbangan via Medan besok, Minggu (4/5).
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (MenkoPMK) Muhadjir Effendy kembali melakukan peninjauan terkait persiapan dan pelayanan haji Indonesia di Arab Saudi. Tidak hanya di Mekkah, Muhadjir mengunjungi jemaah haji di Madinah.
Menggunakan Haramain High Speed Railway atau kereta cepat, Muhadjir menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam. Padahal, biasanya butuh waktu 7 jam antara Mekkah dan Madinah dengan bus. Di Madinah, Menko langsung mendatangi kantor misi haji RI. Di sini, ia meninjau kesiapan operasional pelayanan dasar jamaah selama berada di Tanah Suci.
Kemudian, rombongan juga mampir ke KKHI dan Rumah Sakit King Fahd, Madinah untuk mengecek kondisi jemaah haji Indonesia yang dirawat di sana. Setidaknya, ada 77 jemaah yang dirawat di Madinah.
Muhadjir juga berkesempatan meninjau langsung pelayanan akomodasi hotel, transportasi, serta penanganan kedatangan dan keberangkatan jemaah haji di Madinah. Di sana, ia juga menyapa jemaah.
Salah satunya, jamaah asal Blitar, Ruslan (98). Muhadjir menanyakan berapa kali dia makan dalam sehari sejak berada di Madinah. Dengan polosnya, Rustan menjawab dua kali. Bukan karena ransum yang diberikan tidak cukup, tapi karena perutnya sudah tidak bisa menampung lagi.
“Ping kalih mawon ya cukup. Wadahnya boten,” ujarnya. Muhadjir juga menanyakan tentang rasa makanan yang disajikan. Tanpa pikir panjang, Ruslan menjawab bahwa semua masakannya enak. Apalagi, ia biasa makan sayur daun pepaya saat berada di desa.
Lucunya, ketika ditanya apakah dia suka makan ayam. Rustan menjawab bahwa dia tidak makan ayam. Tapi ikan ayam. “Wong kampung nopo mawon mlebu,” katanya. Lebih lanjut, Muhadjir menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo kepada jemaah. Menurut dia, presiden berpesan kepada jemaah untuk menjaga kesehatan. Kemudian, pendamping haji harus profesional dalam melayani jamaah. Khususnya jemaah lanjut usia. “Istirahat yang banyak bapak ibu. Jangan terlalu memaksakan hal-hal yang sunnah. Haji yang utama di Arafah. Semoga semuanya menjadi haji yang mabrur,” pungkasnya.