Umat muslim melakukan tawaf di Masjidill Haram, Makkah, (22/2/2023). Jamaah Umroh Ramadhan Meningkat, Ada Kepadatan di Dua Waktu
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Musim umroh Ramadhan merupakan puncak dari kedatangan Muslim dari seluruh dunia ke Dua Masjid Suci. Kerajaan Arab Saudi bahkan menargetkan jumlah jamaah umroh sejak awal musim Juli lalu akan mencapai sembilan juta orang di akhir Ramadhan nanti.
Pemilik Firdausi Tour Tri Winarto menyebut sejak awal Ramadhan telah terlihat kedatangan jamaah umroh dalam jumlah besar. Kondisi ini akan terus berlanjut bahkan cenderung meningkat seiring berjalannya bulan Ramadhan.
“Enam grup sudah berangkat di awal Ramadhan. Berdasarkan laporan tour leader, ini bahkan sudah mulai menuju ke puncak, terutama di area tawaf dan sa’i,” ujar dia saat dihubungi Republika.co.id, Senin (27/3/2023).
Ia menyebut ada dua kepadatan di Masjidil Haram selama Ramadhan, yaitu menjelang Subuh dan setelah Maghrib hingga waktu tarawih. Kepadatan di area tawaf dan sa’i ini terlihat dari setelah sholat Subuh hingga pukul 07.00 waktu setempat.
Dengan kondisi ini, ia pun membagikan dua tips bagi jamaah umroh yang akan berangkat selama bulan Ramadhan ini. Pertama, jamaah diminta pintar mengatur ritme atau irama ibadah.
“Jamaah harus pintar mengatur ritme ibadah, terlebih ini saat puasa. Kondisi di Saudi, di Makkah dan Madinah, panas luar biasa. Sudah ada keluhan terkait hal ini,” lanjut Tri.
Selanjutnya, bagi jamaah yang ingin melakukan sholat tarawih di masjid, maka harus datang lebih awal. Jika terlambat sedikit saja, ia menyebut jamaah akan susah mendapatkan posisi di dalam masjid.
Bulan suci Ramadhan yang dimulai pada Kamis (23/3/2023) biasanya menandai puncak musim umroh atau ziarah kecil di Masjidil Haram. Jutaan Muslim dari seluruh dunia berduyun-duyun ke tempat-tempat suci di Arab Saudi, terutama di bulan Ramadhan, untuk beribadah dan melakukan umroh.
Dalam beberapa bulan terakhir, Saudi meluncurkan sejumlah fasilitas bagi umat Islam yang ingin datang ke negara itu dan melakukan umroh. Di antaranya adalah mengizinkan penduduk GCC untuk mengajukan visa turis ke Arab Saudi, apa pun profesinya. Pemegang visa ini juga disebut dapat melakukan umroh.