Rusia telah menolak kritik yang dilontarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden terhadap rencana Moskow untuk mengerahkan senjata nuklir taktis di Belarus pada hari Sabtu (27/5). Kremlin menuduh bahwa Washington telah menempatkan senjata nuklir serupa di Eropa selama beberapa dekade.
Pada Kamis (26/5), Rusia mengumumkan bahwa mereka telah mendorong penyebaran pertama senjata semacam itu di luar perbatasannya sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991. Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, mengkonfirmasi bahwa senjata tersebut sudah bergerak.
Biden mengatakan pada Jumat (26/5) bahwa ia bereaksi sangat negatif terhadap laporan tentang rencana Rusia untuk menyebarluaskan senjata nuklir taktis di Belarus. Departemen Luar Negeri AS mengutuk rencana penyebaran nuklir Rusia.
Dalam sebuah pernyataan, Kedutaan Rusia di AS mengatakan, “Merupakan hak berdaulat Rusia dan Belarus untuk memastikan keamanan mereka dengan cara yang kami anggap perlu di tengah perang hibrida skala besar yang dilancarkan oleh Washington terhadap kami. Langkah-langkah yang kami lakukan sepenuhnya konsisten dengan kewajiban hukum internasional kami.”
AS menyatakan bahwa dunia menghadapi bahaya nuklir paling parah sejak Krisis Rudal Kuba pada tahun 1962 karena pernyataan Presiden Vladimir Putin selama konflik Ukraina. Namun, Moskow menyatakan bahwa posisinya telah disalahartikan. Putin, yang menyebut Perang Ukraina sebagai pertempuran untuk kelangsungan hidup Rusia melawan Barat yang agresif, telah berulang kali memperingatkan bahwa Rusia akan menggunakan segala cara untuk mempertahankan diri. Kremlin juga mengklaim memiliki lebih banyak senjata nuklir daripada negara lain mana pun.
Senjata nuklir taktis digunakan untuk keuntungan taktis di medan perang, dan biasanya hasilnya lebih kecil daripada senjata nuklir strategis yang dirancang untuk menghancurkan kota-kota AS, Eropa, atau Rusia.
Kedutaan Besar Rusia menilai kritik dari AS terhadap rencana penyebaran Moskow sebagai munafik, dengan menekankan bahwa “sebelum menyalahkan orang lain, Washington dapat melakukan introspeksi. Amerika Serikat selama beberapa dekade mempertahankan gudang senjata nuklirnya yang besar di Eropa. Bersama dengan sekutu NATO-nya, Amerika Serikat berpartisipasi dalam pengaturan pembagian nuklir dan melatih skenario penggunaan senjata nuklir terhadap negara kita.”
Amerika Serikat telah menempatkan senjata nuklir di Eropa Barat sejak Presiden AS Dwight D Eisenhower menyetujui penempatan mereka dalam Perang Dingin sebagai tanggapan terhadap ancaman yang dirasakan dari Uni Soviet. Senjata nuklir AS pertama di Eropa ditempatkan di Inggris pada tahun 1954. Federasi Ilmuwan Amerika mengatakan bahwa AS kini memiliki 100 senjata nuklir taktis B61 yang ditempatkan di Eropa – di Italia, Jerman, Turki, Belgia, dan Belanda.