Muhammad AzwarCNBC Indonesia
Uang saya
Selasa, 21/03/2023 09:36 WIB
akarta, CNBC Indonesia– Harga emas Antam hari ini (21/3/23) kembali turun namun masih bergerak mendekati rekor tertingginya. Di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung, harga emas Antam 1 gram terpantau sedikit turun Rp 1.000 menjadi Rp 1.084.000 per batang.
Harga tersebut masih tergolong mahal mengingat sedikit di bawah rekor tertinggi sepanjang masa. Sebagai catatan, harga emas tertinggi Antam kembali tercatat dua hari lalu (19/03/23) menembus Rp. 1.088.000 mark. Sebelumnya, rekor sebelumnya dicapai pada 7 Agustus 2020 yang menembus Rp 1.065.000 per gram.
Sementara itu, harga pembelian kembali atau membeli kembali Emas Antam juga melemah dan dipatok Rp 973 ribu per gram, turun Rp 1.000 dari perdagangan sebelumnya.
Harga emas Antam yang diperdagangkan bervariasi dari segi ukurannya. Untuk lebih jelasnya lihat data harga emas hari ini.
Analis bank Saxo, Ole Hansen menjelaskan, emas melandai karena sejumlah faktor. Salah satunya adalah tindakanlabamengambil dan harga telah naik tajam.
Sebagai catatan, harga emas melonjak 3,4% seminggu. Krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) dan Eropa membuat emas bergerak liar. Pasalnya, banyak investor yang panik dan memburu emas sebagai aset yang aman.
“Emas gagal mengakhiri perdagangan di atas SU$2.000 per troy ounce karena aksi ambil untung,” kata Hansen, dikutip dariReuters.
Analis OANDA Edward Moya menyatakan emas masih berpotensi naik karena krisis perbankan belum juga berakhir.
Beberapa bank AS dan Eropa mengalami kesulitan, meskipun bank sentral Swiss memberikan pinjaman sebesar US$54 miliar kepada Credit Suisse dan beberapa bank AS memutuskan untuk menempatkan deposito di First Republic Bank.
Investor masih menunggu keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) dalam rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Selasa dan Rabu pekan ini waktu AS (21-22/3/ 2023).
Jika Fed menaikkan suku bunga sesuai ekspektasi maka emas bisa terbang lagi, tapi jika Fed lebih agresif maka harga emas bisa ambruk.
Kebijakan moneter yang ketat akan mendorong dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS, yang bukan merupakan kondisi yang baik untuk pergerakan emas.
PENELITIAN CNBC INDONESIA
(mae/mae)