BANJARMASIN- Petani di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) kini menghadapi air yang tinggi di lahan pertanian yang membuat masa tanam menjadi sulit, bahkan tidak mungkin. Kini, petani mulai mengembangkan sistem pertanian padi terapung di styrofoam. Salah satunya di Desa Hamayung, Kecamatan Daha Utara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Menurut Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, cara tanam padi terapung pada Selasa (4/4) ini merupakan terobosan atau inovasi yang luar biasa dan bisa berjalan sukses. Kedepannya, pola tanam ini dapat terus dikembangkan lebih lagi terutama di daerah rawa.
“Untuk itu, program beras terapung yang berhasil kami laksanakan hingga saat ini dapat menjadi contoh untuk dikembangkan di daerah perairan lainnya yang belum dapat kami manfaatkan secara maksimal,” kata Gubernur Sahbirin di Desa Hamayung kepada menghadiri acara syukuran panen padi. pelampung.
Gubernur Sahbirin bertemu dengan Kelompok Tani Cinta Maju di Desa Hamayung yang berhasil mengembangkan areal tanam padi terapung seluas 0,6 hektar dengan styrofoam sebanyak 1.500 buah. Ia menilai apa yang dikembangkan petani cocok untuk Kalsel yang memiliki lahan rawa sangat luas, mencapai lebih dari 290.000 hektare.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalsel Syamsir Rahman menambahkan, pengembangan sistem tanam padi terapung akan dimulai tahun ini, tidak hanya di Desa Hamayung, HSS. Dikutip dari Di antaradi beberapa desa lain di kabupaten lain hal serupa juga dikembangkan.
“Pemprov Kalsel mendampingi kelompok tani melalui anggaran perubahan alokasi kegiatan beras terapung sebanyak 3.500 styrofoam yang terbagi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebanyak 2.000 styrofoam, Barito Kuala 500 styrofoam, Balangan 1.000 styrofoam,” dia berkata.
Ia pun berharap sistem pertanian padi terapung di Kalsel semakin luas lagi, sehingga persediaan pangan di Kalsel ke depan semakin besar.
Mengoptimalkan Panen
Sementara, Kementerian Pertanian meminta seluruh pihak terkait mengoptimalkan penyerapan beras hasil panen raya karena harga gabah kering panen dan harga gabah kering giling di tingkat petani akan turun pada Maret 2023.
“Yang pasti kami akan terus bekerja dan siaga mengawal panen raya tahun ini. Namun, kami juga membutuhkan dukungan dari instansi dan pihak terkait agar penyerapan gabah dapat berjalan maksimal,” kata Kepala Humas dan Masyarakat. Biro Penerangan Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri di Jakarta, Senin.
Kuntoro mengatakan, penurunan harga gabah kering panen sebesar 7,65% dan penurunan harga gabah kering panen sebesar 5,99% (bulanan/m ke m) terjadi karena panen raya yang merata di sejumlah sentra, sehingga produksi beras tahun ini diharapkan dapat meningkat. lumayan bagus. Karena itu, dia meminta kerja sama yang cukup kuat antara lembaga, kementerian, dan swasta untuk sama-sama menyerap gabah petani dengan harga acuan yang telah ditetapkan.
“Sekali lagi kami sampaikan bahwa semua pihak harus mewaspadai kebutuhan stok dan menyerap gabah serta menjaga harga di tingkat petani agar tetap stabil dan berdampak pada kesejahteraan petani,” ujarnya.
Kuntoro menambahkan, saat ini Kementan memiliki program jangka panjang yaitu Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) yang berperan dalam penyerapan gabah oleh petani di seluruh wilayah. “Namun, peran Kostraling membutuhkan dukungan dari lembaga dan pihak lain,” katanya.
Terkait pertanian, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor ini tetap menjadi penopang utama perekonomian nasional. Yang terbaru, BPS merilis peningkatan indeks kesejahteraan petani melalui nilai tukar petani atau NTP yang mencapai 110,85 atau meningkat 0,29% jika dibandingkan Februari 2023.
Kenaikan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani meningkat sebesar 0,53%, atau lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang hanya sebesar 0,24%.