Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah menetapkan status siaga darurat karhutla dan kekeringan setelah dua kabupaten/kota menetapkan status siaga darurat karhutla. Personel dan peralatan disiapkan untuk menghadapi bencana musim kemarau ini agar tidak berdampak luas.
Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel Bambang Dedi Mulyadi mengatakan, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor melalui SK Gubernur Kalsel Nomor 188.44/0395/KUM/2023 telah menetapkan status darurat bencana karhutla dan kekeringan di Kalimantan Selatan.
“Status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan di Kalsel mulai 22 Mei hingga 15 November 2023. Status ini dapat diperpanjang atau diperpendek sesuai kebutuhan di lapangan,” ujarnya saat dihubungi dari Banjarmasin, Kamis ( 1/6/2023).
Menurut Bambang, Pemprov telah menetapkan status siaga darurat karhutla dan kekeringan dengan memperhatikan hasil rapat koordinasi kesiapsiagaan yang dilakukan berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai musim kemarau. Awal musim kemarau di Kalsel tahun ini terjadi pada pertengahan Mei dan memuncak pada Agustus dan September.
Selain itu, Pemprov menilai ada dua kabupaten/kota yang telah menyatakan status siaga darurat karhutla, yakni Kota Banjarbaru per 11 Mei dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan per 15 Mei 2023. BPBD Kalsel Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) juga memantau titik panas (hot spot).titik panas) dipantau oleh satelit dan beberapa kejadian karhutla.
“Akhir-akhir ini memang ada kejadian karhutla, tapi masih bersifat parsial dan bisa diselesaikan dengan cepat. Secara umum, risiko bencana karhutla di Kalsel saat ini berada pada kategori sedang,” kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Kalsel tersebut.
Secara umum, risiko bencana karhutla di Kalsel saat ini berada pada kategori sedang.
Bambang mengatakan, penetapan status siaga darurat karhutla dan kekeringan itu segera ditindaklanjuti dengan menyiapkan personel dan peralatan, termasuk pembentukan satuan tugas posko (posko) penanganan karhutla dan kekeringan. Posko didirikan di beberapa lokasi rawan kebakaran hutan dan lahan.
“Kami juga sudah mengusulkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk bantuan operasi udara dan teknologi modifikasi cuaca (TMC),” ujarnya.
Baca juga: Kalsel Siaga Lawan Karhutla
Untuk operasi udara penanggulangan karhutla, lanjut Bambang, Kalsel membutuhkan dukungan 10 helikopter. Dua helikopter untuk patroli karhutla dan delapan helikopter untuk memadamkan karhutla (pengeboman air).
“Sesuai arahan Gubernur, kami diminta mengerahkan seluruh sumber daya yang ada. Untuk itu, kami selalu berkoordinasi dengan TNI, Polri, Manggala Agni, dan BPBD kabupaten/kota. Ketika ada titik api yang terpantau, kami turun bersama-sama. untuk menghadapi mereka,” katanya.
Sejauh ini, Pusdalops BPBD Kalsel mencatat 239 titik api terpantau di wilayah Kalsel. Dari jumlah tersebut, setidaknya ada 13 kejadian karhutla, yakni di Banjarbaru (10 kejadian), Tanah Laut (2), dan Banjar (1). Peristiwa itu mengakibatkan lahan terbakar seluas 16,6 hektar.
Prakiraan cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, Muhammad Shaaimul Qadri melalui video mengatakan, berdasarkan pengamatan jarak jauh menggunakan citra satelit, terpantau ada satu titik api dengan tingkat kepercayaan tinggi di Tanah Laut dan 23 titik api dengan tingkat kepercayaan sedang. wilayah Kalsel pada Kamis (1/6/2023).
Dilihat dari parameter cuaca, menurut Shaaimul, tingkat kemudahan lahan terbakar di sebagian besar wilayah Kalsel masuk kategori mudah hingga sangat mudah terbakar. “Hanya di Tanah Bumbu, Kotabaru, dan sebagian wilayah Hulu Sungai Tengah dan Balangan yang masuk kategori aman dari potensi mudah terbakar,” ujarnya.