Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, dr Diauddin mengatakan, kasus demam berdarah dengue (DBD) di provinsinya sudah mencapai lebih dari 600 dan pada 2023 sudah enam orang meninggal dunia.
“Jadi kasus DBD di daerah kita terus terjadi setiap bulannya, tidak berkurang dan tidak bertambah, jadi semua harus waspada, April ini juga ada kasus tapi belum semua datanya terrangkum,” ujarnya di Banjarmasin, Selasa.
Menurutnya, kasus yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti hingga awal tahun hingga akhir Maret tercatat 672 orang terjangkit virus DBD.
“Di mana enam dari mereka meninggal, ini menyedihkan,” kata Diauddin.
Ia mengungkapkan, tiga orang meninggal akibat DBD berasal dari Kota Banjarmasin, dua orang dari Kabupaten Banjar dan satu orang dari Kabupaten Tapin.
“Kasus DBD tertinggi di provinsi ini tercatat di Kabupaten Banjar sebanyak 166 kasus dan Kota Banjarbaru sebanyak 108 kasus,” jelasnya.
Sedangkan daerah lain, kata Diauddin, berada di urutan tertinggi kasus DBD yakni Hulu Sungai Utara 76 kasus, Hulu Sungai Tengah 68 kasus, Tanah Laut 53 kasus, Kota Banjarmasin 47 kasus.
Kemudian Kabupaten Hulu Sungai Selatan 44 kasus, Tanah Bumbu 35 kasus, Kotabaru 29 kasus, Barito Kuala 21 kasus, Balangan 15 kasus.
“Yang paling rendah adalah Kabupaten Tapin dengan 7 kasus namun satu meninggal dunia, sedangkan Kabupaten Balangan hanya tercatat tiga kasus,” kata Diauddin.
Menurutnya, kasus DBD di provinsi ini belum turun karena cuaca yang terkadang hujan membuat nyamuk Aedes aegypti berkembang biak tinggi.
“Jadi semua harus waspada, bersihkan lingkungan, jangan sampai ada tempat nyamuk berkembang biak,” ujarnya.
Jika ada yang terindikasi DBD dengan suhu tubuh tinggi disertai bercak merah di lengan atau sebagainya, segera bawa ke rumah sakit atau puskesmas.
“Jangan sampai terlambat, jika ada kasus segera laporkan untuk diberantas oleh petugas kesehatan,” kata Diauddin.