Simulasi pemberangkatan menuju Bandara Kertajati sudah disiapkan dan secara infrastruktur Asrama Haji Indramayu cuma butuh polesan sedikit. Berawal dari perjuangan bersama setelah dua kabupaten tetangga kebagian dua proyek besar.
M. HILMI SETIAWAN, Indramayu
—
DUA kabupaten tetangga baru saja mendapatkan ”kue” besar. Majalengka kebagian Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati, sedangkan di Subang dibangun pelabuhan. Tinggal Indramayu yang belum.
Akhirnya, Sofandi yang kala itu menjadi kepala dinas agama setempat mendampingi Bupati Indramayu Anna Sophanah menghadap ke Kementerian Agama di Jakarta. Turut serta pimpinan DPRD kabupaten yang berada di kawasan pantai utara (pantura) Jawa Barat tersebut.
Dalam lawatan ke Jakarta pada 2017 itu, mereka membawa sertifikat tanah milik pemkab untuk dibangun asrama haji. Tawaran tersebut diajukan juga demi turut memutar roda perekonomian Indramayu yang terdampak tol Cipali.
”Ada sekitar 900 tempat makan di sepanjang jalur pantura di Indramayu yang tutup. Sebab, kendaraan yang melewati jalur pantura berkurang drastis akibat adanya tol Cipali,” kata Pandi, sapaan akrab Sofandi, kepada Jawa Pos yang menemuinya di Indramayu Senin (6/3) lalu.
Enam tahun berselang, perjuangan itu berbuah. Kompleks Asrama Haji Indramayu berdiri kukuh dan tahun ini menjadi embarkasi haji baru. Otoritas penerbangan sipil Arab Saudi sudah menyetujui penggunaan BIJB Kertajati sebagai bandara penerbangan haji. Penggunaan BIJB Kertajati satu paket dengan Asrama Haji Indramayu.
Sesuai dengan ketetapan pemerintah, nanti jemaah haji dari tujuh kabupaten/kota menggunakan Asrama Haji Indramayu: Indramayu, Majalengka, Kuningan, Kabupaten dan Kota Cirebon, Subang, serta Sumedang. Dengan total jemaah haji sebanyak 7.890 orang dan terdiri dari 20 kloter.
Seperti disaksikan Jawa Pos pada Senin lalu, kanan dan kiri asrama masih berupa hamparan sawah yang sedang menghijau. Sementara dua unit gedung yang ada dalam kompleks itu terlihat menjulang dengan balutan cat kuning muda yang masih cerah.
Di bagian tengah terletak gedung pertemuan. Sementara di sisi depan ada konstruksi masjid yang belum rampung pembangunannya. Meski belum diresmikan, Senin lalu itu di gedung pertemuan sedang dihelat kegiatan sertifikasi pembimbing manasik haji yang diikuti sekitar seratus orang.
”Ini adalah kegiatan pertama yang digelar di Asrama Haji Indramayu,” kata Pandi yang kini diberi tanggung jawab menjaga asrama tersebut.
Kompleks Asrama Haji Indramayu berdiri di atas lahan seluas 7,8 hektare. Sambil berkeliling menemani Jawa Pos, Pandi menyebut setiap tamu yang datang untuk sementara disambut di tower PPIH (panitia penyelenggara ibadah haji) yang terdiri dari tiga lantai. Nantinya tower tersebut berfungsi sebagai kantor atau sekretariat.
Pandi mengajak Jawa Pos melihat dua unit tower asrama haji. Setiap tower terdiri dari empat lantai dan berisi 102 unit kamar tidur. ”Rencananya nanti ada empat tower,” katanya.
Empat tower asrama haji itu berjejer membentuk huruf U. Kemudian di tengahnya bakal dibangun replika Kakbah dengan ukuran dibuat semirip mungkin dengan di Makkah. Selain itu juga dilengkapi dengan tempat sai serta tiga tiang melambangkan tempat melempar jumrah seperti di Mina.
Di tower 2 terlihat beberapa tukang masih melakukan penyelesaian akhir. Di antaranya memasang gorden di kamar-kamar di lantai bagian atas yang ketika itu sudah ditempati peserta sertifikasi.
Setiap kamar terdiri dari dua set tempat tidur. Tempat tidur yang digunakan adalah ranjang dari kayu yang bagian bawahnya bisa digeser. ”Jadi, nanti yang atas biasanya istri dan bawah suami,” katanya.
Sohibul Ali Fadhil, salah seorang peserta sertifikasi pembimbing manasik haji dari Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengaku bersyukur bisa menjadi salah satu yang pertama menjajal fasilitas asrama itu. Menurut dia, Kota Bandung yang notabene ibu kota provinsi saja tidak mempunyai asrama haji sebagus yang di Indramayu.
Bahkan, Asrama Haji Indramayu, di matanya, jauh lebih bagus daripada Asrama Haji Bekasi yang selama ini dipakai sebagian besar jemaah haji Jawa Barat. ”Kamarnya sangat nyaman. Lokasinya juga strategis di jalur pantura,” ungkapnya.
Selama mengikuti pelatihan, Ali mengaku mendapatkan tiga kali makan yang disiapkan secara prasmanan di dekat lobi asrama. Penyedia katering, kata Pandi, merupakan para pelaku UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) yang semula menggantungkan hidup dari membuka warung di jalur pantura. ”Tidak hanya katering untuk keperluan jemaah haji selama musim haji. Tetapi juga setiap kegiatan yang diselenggarakan di asrama haji,” jelas Pandi.
Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab menyatakan, secara infrastruktur Asrama Haji Indramayu sudah siap digunakan. Tinggal sedikit polesan, di antaranya adalah pembangunan atau pengaspalan jalan penghubung antara asrama haji dan gedung-gedung lainnya.
”Kemenag bersama instansi terkait juga sudah membuat simulasi pemberangkatan jemaah dari asrama menuju Kertajati,” ucapnya.