SAMARINDA – Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA) Kalimantan Timur mengutuk kekerasan yang dilakukan oleh preman penjaga tambang yang diduga ilegal di Desa Rempanga Pal 8, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Aksi premanisme itu terjadi pada 31 Maret 2023 dini hari. Saat itu, warga melakukan penutupan paksa kegiatan penambangan namun dicabik-cabik oleh perampok dan sedikitnya satu warga hampir tewas ditikam.
“Kejadian ini membuktikan bahwa pihak kepolisian dan pemerintah telah gagal memberikan rasa aman bagi warganya sendiri. Mereka telah gagal dalam 2 hal sekaligus, belum menguasai tindak pidana pertambangan liar yang semakin terbuka dan meluas. Kedua, mereka telah gagal memberikan rasa aman bagi warga,” jelas Herdiansyah Hamzah, dari KIKA Kaltim saat dibebaskan.
Castro, sapaan akrab Herdiansyah Hamzah, menambahkan, polisi gagal melindungi warga yang melakukan perlawanan terhadap kejahatan penambangan liar. Pemerintah, khususnya kepolisian, harus menyediakan wadah bagi warganya. Daripada duduk diam dan menyaksikan warganya saling bertikai dan berhadapan dengan preman-preman penambang liar.
“Oleh karena itu, kami dari Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA) Kaltim yang merupakan wadah berkumpulnya civitas akademika menyampaikan dukungan penuh kepada warga Desa Rempanga Pal 8 Kecamatan Loa Kulu yang terus berjuang untuk mengusir penambangan liar dari desa mereka,” kata Castro. .
KIKA Kaltim kemudian meminta pihak kepolisian tidak buta dan tuli terhadap para pelaku tindak pidana pertambangan liar ini. Penjahat di ladang, pemilik modal, dan pencuri yang membayar mereka harus ditindak tegas. Perampok yang mencoba membubarkan diri dan hampir menikam warga, harus segera ditangkap.
“KIKA Kaltim kemudian mendesak pemerintah, baik Pemkab Kutai Kartanegara maupun Pemprov Kaltim, tidak tinggal diam menyaksikan perjuangan warganya mempertahankan kampung halamannya dari kejahatan penambangan liar,” jelasnya.
Sebelumnya, warga di Desa Repanga, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) beberapa kali mencoba menghentikan kegiatan penambangan yang diduga ilegal, namun tidak digubris oleh pemilik tambang.
Aksi warga tersebut terekam kamera handphone warga dan viral di media sosial, warga terlihat menutup akses jalan tambang dengan mobil Toyota Avanza warna putih bernomor polisi KT 1077 CZ.
Tiba-tiba seorang pria tak dikenal berbaju hitam menanyakan tentang penutupan tersebut dan terlihat pula seorang warga berbaju putih hampir ditusuk dengan senjata tajam oleh terduga perampok.
Setelah itu, muncul kembali video pernyataan warga bahwa penutupan jalan tambang gagal.
“Untuk kesekian kalinya, kami menghentikan kegiatan penambangan di desa kami. Tapi malam ini aksinya gagal akibat kemarahan kita. Karena aksi kami untuk menghentikan kegiatan penambangan liar ini dihentikan oleh perampok. Sekalipun dengan senjata tajam,” kata pria berkemeja putih bertopi merah itu.
Ia meminta aparat penegak hukum di lingkungan Bupati Kukar membantu menghentikan kegiatan penambangan liar di desanya.
“Kami akhirnya turun ke jalan, yang seharusnya tidak kami lakukan. Karena keresahan kami karena aparat, dalam hal ini TNI-Polri, terkesan tidak stabil dalam menindak kegiatan ilegal tersebut. Kemudian, Pak Bupati, dan Gubernur, kami adalah warga negara Anda. Tolong pak, tolong pak, bantu kami pak. Kalau bukan kepada Anda, kepada siapa lagi kami akan mengadu,” katanya.