TANJUNG, Kontrasonline.com – Obrolan jenaka khas anak-anak terlihat mewarnai kunjungan TK tersebut. Desa Pertiwi Vll Puain Kiwa kepada Satpol PP dan Pemadam Kebakaran.
Senyum lebar dan tawa bahagia anak-anak saat petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air dari atas seperti hujan.
Guru TK. Pertiwi Vll, Subianti, S.Pd, AUD mengatakan sekitar 30 mahasiswanya mengikuti kegiatan ini.
“14 TK dan 16 TK, karena sebagian besar orang tua siswa ingin jalan sendiri, maka diputuskan anak-anak dibawa dengan kendaraan oleh orang tuanya,” jelasnya kepada Kontrasonline.com, Selasa (17/1). ) pagi di samping kantor Satuan Polisi Pamong Praja. Praja dan Dinas Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Tabalong.
Subianti mengatakan, setiap tahun kegiatan seperti ini diagendakan.
“Setiap tahun ada kegiatan rekreasi anak seperti ini, sesuai tema pembelajaran, kunjungan bisa ke taman, lapangan atau kebun. Kali ini kita berkunjung ke pemadam kebakaran untuk mengenalkan kegiatan pemadaman kepada anak-anak,” ujarnya.
Kegiatan ini pun mendapat respon positif dari orang tua anak.
Sahmiati, salah satu orang tua dari salah satu anak mengaku mendukung kegiatan seperti ini.
“Kegiatannya bagus, kami dukung. Ini juga bisa menjadi hiburan bagi anak-anak,” ujarnya.
warga RT. 05 Desa Puain Kiwa menambahkan, dalam satu tahun ada dua kunjungan outbond.
“Semester 1 sudah selesai, ini kegiatan semester 2” tambahnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Satpol PP dan Damkar Tabalong, H. Abdul Nur, mengaku pihaknya kerap menerima kunjungan anak-anak, khususnya sekolah TK.
“Kami terbuka, siap menerima dan melayani yang berminat berkunjung, kami bisa mengenalkan sejak dini kepada anak-anak tentang pemadam kebakaran,” ujarnya.
Abdul menegaskan, kunjungan ini tidak dipungut biaya.
“Semuanya gratis, hanya saja program kami sendiri untuk kegiatan ini tidak ada,” terangnya.
Dia menambahkan, sekolah yang ingin membawa siswanya untuk mengunjungi pemadam kebakaran harus membuat aplikasi terlebih dahulu.
“Sampaikan saja surat permintaan kunjungannya, agar kami bisa memberikan waktu yang tepat agar tidak bentrok dengan kegiatan lain,” imbuhnya.
“Kalau bisa kita buat syarat, paling lama dua atau tiga hari setelah surat diterima, kita bisa. Dalam minggu itu juga bisa” ucapnya.
Abdul mengatakan, kunjungan ke anak-anak paling sering dilakukan menjelang akhir tahun.
“Menjelang akhir tahun ramai, dari bulan September sampai Desember,” pungkasnya. (Boel)