Yogyakarta (Kemenag) — Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag mengajak Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) untuk memperkuat pola bimbingan manasik kepada jemaah haji. Hal ini menjadi salah satu poin kritikal dalam pemberian bimbingan manasik.
“Ada poin kritikal kepada KBIHU dalam hal manasik, yaitu memperkuat bimbingan, jangan sampai jemaah dari KBIHU tidak paham manasik,” kata Direktur Bina Haji Arsad Hidayat saat Evaluasi Bimbingan Manasik Haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) di Yogyakarta. Kamis (23/12/2022).
Arsad menuturkan, Kemenag saat ini telah menerbitkan buku “Moderasi Manasik Haji dan Umrah”. Ia pun kembali menawarkan kepada KBIHU untuk mengacu pada buku tersebut saat memberikan bimbingan manasik kepada jemaah.
“Kami sudah mengeluarkan buku Moderasi Manasik Haji dan Umrah dan bisa jadi acuan dalam bimbingan manasik oleh KBIHU,” ujarnya.
Ia lantas mengajak KBIHU agar memberikan kenyamanan saat memberikan bimbingan manasik. Arsad menilai kini sudah saatnya KBIHU untuk kembali ke rencana awal (khittah), yakni memberikan pembimbingan dan pendampingan jemaah haji.
“Perlu kita sama-sama kembalikan Khittah KBIHU dalam bimbingan serta melakukan pendampingan jemaah haji,” jelas Arsad.
Terkait penarikan setoran biaya haji yang banyak dilakukan jemaah setelah dua tahun tidak ada keberangkatan karena pandemi, Arsad meminta KBIHU untuk memberikan pemahaman. Ia mengakui banyak disinformasi yang tersebar di masyarakat yang mengarah pada ajakan agar jemaah haji mengambil setoran biaya haji, lalu dialihkan ke ibadah umrah.
“Kami harap KBIHU dapat memberikan pemahaman-pemahaman terkait manasik dan kebijakan terbaru dari pemerintah. Saya miris mendengar ada jemaah haji yang mengambil setoran biaya hajinya karena mendapatkan informasi yang tidak benar,” tuturnya
“Ini peran KBIHU untuk menyosialisasikan informasi yang akurat kepada jemaah. KBIHU juga perlu menjelaskan agar jemaah bersabar,” tandasnya.