Bukittinggi, – (ANTARA) –
Kantor kementerian Agama Kota Bukittinggi, Sumatera Barat memfasilitasi jamaah calon haji (JCH) 2023 dengan perekaman visa biometrik yang dilaksanakan di ruangan Siskohat Kantor Kementerian Agama Kota Bukittinggi, Rabu.
“Perekaman biometrik merupakan proses pencatatan secara digital yang dilakukan dengan kamera pemindai merekam data 10 sidik jari dan foto wajah, telapak tangan dan retina,” kata Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kota Bukittinggi, Misra Elfi.
Ia mengatakan aplikasi baru ini membutuhkan perangkat android dan iPhone OS tipe tertentu untuk bisa dipergunakan.
“Pelaksanaan sebelumnya, perekaman biometrik ini dilakukan di Asrama Haji Tabing Padang, jamaah di ajak datang ke asrama untuk melakukan perekaman oleh perusahaan visatel, namun tahun ini dapat dilakukan melalui aplikasi perekamannya dengan dibantu Kantor Kemenag Kota Bukittinggi,” katanya.
Menurut dia untuk pelaksanaan Perekaman visa biometrik tahun 2023 ini sebenarnya dapat dilakukan secara mandiri di rumah dengan menggunakan Aplikasi Saudi Visa Bio menggunakan email serta nomor pribadi.
“Namun email dan nomor handphone ini hanya dapat digunakan untuk perekaman satu data biometrik saja,” katanya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Bukittinggi, Eri Iswandi saat meninjau proses perekaman data visa biometrik JCH berharap bisa terlayani dengan baik dan tidak menemui kendala.
Dalam perekaman jemaah Kota Bukittinggi membawa paspor haji yang asli agar memudahkan proses perkaman biometrik.
“Semoga tidak ada halangan dan kendala teknis yang terjadi dalam proses perekaman visa biometrik ini, sehingga data seluruh jamaah haji Kota Bukittinggi dapat terekam terkait dengan data biometrik tersebut,” ujarnya.
Aplikasi Saudi Visa Bio sudah menjadi kesepakatan antara Kemenag dengan pihak otoritas Arab Saudi untuk memudahkan jamaah haji dalam membuat visa tanpa perlu mengunjungi kedutaan dan konsulat Arab Saudi atau penerbitan visa di Indonesia,.
Secara teknis, aplikasi ini dapat merekam biometrik jamaah haji sebagai syarat penerbitan visa.
Saat jamaah belum melakukan perekaman, akan terkonfirmasi pada sistem The Ministry of Foreign Affairs (MoFA) atau Kementerian Luar Negeri saat dilakukan proses Fill Mofa Form (FMF).
“Seandainya ada kendala saat melakukan perekaman karena kondisi tertentu, maka harus menyertakan surat keterangan dokter yang kemudian di-upload pada Aplikasi Saudi Visa Bio,” katanya.
Ia menyebutkan kegiatan ini rencananya akan berlangsung setiap hari mengingat jamaah haji Kota Bukittinggi berdasarkan estimasi berjumlah 299 orang.
“Pada tahap uji coba jamaah yang dilayani baru 20 orang setiap hari, dengan rincian 10 orang pagi dan 10 orang siang sampai berakhirnya jam kerja,” sebutnya.