Jakarta (Kemenag) — Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama Nizar hari ini menerima kunjungan Sekjen Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Kunta Wibawa Dasa Nugraha di Kantor Kementerian Agama Jalan Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta.
Dalam pertemuan ini, Kunta menyampaikan perihal persiapan penyelenggaraan layanan kesehatan ibadah haji tahun 2023. Hadir pula, Direktur Bina Haji Kemenag, Arsad Hidayat dan Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro.
Penurunan angka kesakitan dan kematian, menurut Kunta, dapat diupayakan sejak sebelum keberangkatan ke Arab Saudi. Yaitu, dengan mengidentifikasi jemaah haji berisiko tinggi. Kemudian, jemaah haji berisiko tinggi perlu melakukan pemeriksaan rujukan ke rumah sakit, serta memakai wrist band, telejemaah, dan gelang risti.
“Kami yang mengurus data kesehatan jemaah. Yang kita harapkan, Kemenag mengatur juga waktu penerbangan dan kamarnya bagi jemaah yang berisiko kesehatan tinggi,” kata Kunta, Jumat (27/1/2023).
Selain itu, Kunta menyebut akan dilakukan pula pemeriksaan spesialis bagi jemaah haji risiko tinggi di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) selama di Arab Saudi.
Kemudian, bagi jemaah risiko tinggi juga diterapkan program Tanazul Risti atau pulang lebih awal. “Pada saat selesai ibadah haji, kalau bisa kita lakukan kepada jemaah-jemaah haji yang bersuhu tinggi agar cepat pulang,” ungkap Kunta.
Lebih lanjut, Kunta juga memaparkan strategi pelayanan kesehatan jemaah lansia dengan penugasan Spesialis Geriatri. Meski begitu, Kunta berharap setiap petugas haji memiliki mindset melayani lansia semaksimal mungkin, tidak hanya petugas kesehatan atau petugas khusus lansia saja.
“Jargonnya tahun ini kan Haji Ramah Lansia ya Pak. Jadi yang kita harapkan, kalo ada lansia atau siapapun yang perlu pertolongan, gak usah lihat ini siapa yang nanganin,” tutupnya.
Menurut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI (19/1/2023), saat ini tercatat ada 62.879 calon jemaah haji masuk ke kategori lansia atau berusia di atas 65 tahun.