Mataram (ANTARA) – Kantor Kementerian Agama Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan musim haji tahun 2023 Kota Mataram mendapatkan kuota haji sebanyak 650 orang.
“Alhamdulillah, rilis nama-nama calon haji musim haji 2023 sudah kita terima dan Mataram mendapatkan kuota 650 calon haji,” kata Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram H Kasmi di Mataram, Senin.
Menurutnya, jumlah kuota calon haji tahun 2023 menurun jika dibandingkan dengan kuota normal sebelum COVID-19, yang mencapai hingga 730 orang. Namun demikian, pihaknya tetap bersyukur, apalagi dari informasi masih akan ada tambahan kuota sebanyak 10.000 orang se-Indonesia.
“Berapun kuota yang kita dapat, kita harus tetap bersyukur,” katanya.
Dikatakannya, sebanyak 650 calon haji itu terbagi menjadi dua yakni 329 orang yang merupakan jamaah yang sudah melunasi biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) tahun 2020 tapi gagal berangkat karena COVID-19 dan sisanya 321 orang calon haji pada nomor porsi selanjutnya.
Artinya, jamaah yang akan melunasi Bipih musim haji 2023 hanya 321 orang sebab 329 orang calon haji sudah lunas sejak tahun 2020, tapi mereka tidak bisa berangkat tahun 2022 karena adanya regulasi pembatasan usia maksimal jamaah.
“Untuk nama-nama jamaah yang akan diberangkatkan musim haji tahun ini, sudah kami informasikan melalui Kantor Urusan Agama (KUA) masing-masing kecamatan,” katanya.
Sementara terkait untuk tahapan persiapan administrasi keberangkatan, katanya, Kemenag Mataram masih menunggu petunjuk teknis pelaksanaan dan keputusan Presiden RI, terkait besaran Bipih Embarkasi Lombok dan kapan jamaah mulai melunasi Bipih.
Walaupun demikian, untuk mengantisipasi kekurangan pelunasan Bipih, pihaknya telah meminta calon jamaah haji agar mulai sekarang mencicil untuk melakukan pelunasan Bipih.
“Selain itu, kami juga menyarankan kepada jamaah agar melakukan pemeriksaan kesehatan di pusat-pusat layanan ke kesehatan se-Kota Mataram,” katanya.
Di samping itu, kata Kasmin, jamaah calon haji juga diharuskan melakukan visa bio melalui aplikasi dengan biometrik wajah, sidik jari, dan foto copy paspor, agar tidak perlu banyak pemeriksaan lagi di Arab Saudi sehingga jamaah bisa fokus ibadah.
“Pemeriksaan visa bio dilaksanakan di kantor kami (Kemenag-red), setelah ada petunjuk teknis dari pemerintah pusat,” katanya.*