BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU – Sekilas tak ada yang istimewa dari sosok Barasmin (63).
Ia hanyalah seorang penjual gulali yang bergelantungan di pinggir jalan, di kawasan Taman Harapan, Kota Rantau, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Di usianya yang cukup tua, kakek bertopi hitam itu masih mahir memutar roda gigi yang menggerakkan permen kapas.
Alat sederhana ini ia buat melalui jasa montir sepeda dengan biaya Rp. 200.000, sekitar belasan tahun yang lalu.
Baca juga: Satu Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan Tanah di Tabalong Jalani Proses Hukum, Satu Masih DPO
Baca juga: Narkoba di Kalsel – Sempat mencoba kabur hingga menabrak toko, pelaku berhasil ditangkap Polsek Tabalong
Disinggung kapan berjualan, warga Rangda Malingkung, Kabupaten Tapin ini mengaku, membuat penganan sudah mengisi hari-harinya selama sepuluh tahun terakhir.
“Dulu saya tarik becak, tapi tenaga saya sudah tidak cukup. Makanya saya pindah usaha,” ujarnya saat berbincang, Sabtu (21/1/2023).
Dalam seminggu, jika tidak ada kendala, Barasmin tidak pernah absen berjualan. Kecuali setiap hari Kamis untuk menghadiri Majelis Taklim.
Setiap hari, ia hanya berjualan dari pagi hingga siang hari. Setelah itu, pulanglah.
Baca juga: Untuk Aman Konsumsi Haul Guru Sekumpul 2023, Contoh Makanan Uji dari 40 Dapur Umum di Lab Kesehatan
Baca juga: Kecelakaan Maut di Jembatan Martapura Kabupaten Banjar, Korban Tak Bernyawa Dibawah Truk
“Namanya jualan ya, hasilnya tidak menentu, kadang 50 sampai 70 ribu sehari,” kata Kakek Barasmin.
Hasil penjualan digunakan untuk mengembalikan modal dan kebutuhan sehari-hari bersama istrinya.
Meski hanya menjual jajanan jadul yang kalah bersaing dari segi produksi, permen kapas milik Kakek Barasmin tetap eksis.
Selama kurang lebih 20 menit Banjarmasinpost.co.id menemani Barasmin, anak-anak bergantian mendatanginya untuk membeli.
Baca juga: Pernikahan Dini Di Kalsel, Dispensasi Nikah Harus Melalui Sidang dan Diputuskan Hakim
Baca juga: Hamil di luar nikah jadi salah satu pemicu pernikahan dini, 250 warga di bawah usia 19 tahun menikah di Kalsel
Untuk paket paling kecil permen kapas pink milik Kakek Barasmin harganya Rp 3.000. Selebihnya, bisa menyesuaikan pesanan pembeli.
Selain gulali, ciki-kiki, mainan lilin dan balon sabun juga menghiasi wadah jualan Kakek Barasmin. Semuanya dijual murah.
“Tidak ada keterampilan lain untuk menghasilkan uang, semoga hasil penjualan ini selalu mencukupi,” harap warga yang rajin mengikuti pengajian ini.
(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Tabri)