TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Pemasaran Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Erwin Dwiyana, membeberkan strategi KKP mengantisipasi ancaman resesi global tahun ini. Salah satunya adalah mengekspor ikan ke wilayah Timur Tengah.
Langkah pertama yang akan dilakukan KKP adalah mengekspor 500 ton ikan untuk pemenuhan konsumsi jemaah haji Indonesia. “Pintu masuknya itu mengawali di Arab Saudi dengan captive market di situ kan ada jemaah sekitar 200 ribuan dan situ ada perlu makan mulai dari Madinah dan Mekkah,” ujar Erwin saat ditemui di kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 21 Februari 2023.
Ia telah bekerja sama dengan pelaku usaha dan sepakat mendorong ekspor beberapa jenis ikan untuk pemenuhan konsumsi jemaah haji Indonesia. Adapun ikan yang akan diekspor adalah patin, bandeng, tuna kaleng, ikan kaci-kaci, dan ikan manyung atau marine catfish.
“Ini yang sekarang sedang kami siapkan untuk pemenuhan haji,” kata dia. Namun, Erwin mengatakan saat ini KKP masih mengurus registrasi di otoritas Arab Saudi.
Erwin memperkirakan ekspor ikan Indonesia ke di Arab Saudi ini tak akan berhenti untuk pemenuhan konsumsi jemaah haji saja. Ia menilai langkah ini akan menjadi awal mula perluasan ekspor produk ikan Indonesia di seluruh wilayah Timur Tengah.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendorong sektor kelautan dan perikanan Indonesia untuk menjadi lima besar ekspor dunia. Menurut Luhut, jika sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia dikelola dengan baik, keberadaannya dapat menyumbang lebih dari 6-7 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB).
Luhut gencar menjaring di bidang kelautan dan perikanan. Dia menilai langkah tersebut dapat berpengaruh terhadap pencapaian ekonomi biru dan target pemerintah dalam mewujudkan sustainable development goals. Selain itu, dia juga mendorong peningkatan produktivitas perikanan nasional untuk mempercepat target Indonesia menjadi pemain perikanan global terlebih di tengah ancaman krisis dunia saat ini.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini