Bekantan di Kawasan Ekosistem Esensial Lokbuntar melahirkan.(foto:ist) |
RANTAU – Baru-baru ini lahir seekor bekantan di Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Lokbuntar yang dikelola perusahaan tambang batu bara PT Antang Gunung Meratus (PT AGM) Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan.
Kelahiran bekantan atau monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan dan bernama ilmiah Nasalis Larvartus tentu menjadi hal yang menggembirakan semua pihak.
Pengawas Ekowisata Bekantan Lokbuntar, Jeni mengatakan, pengelola ekowisata dan PT AGM menyambut gembira lahirnya primata yang menjadi maskot provinsi Kalimantan Selatan itu.
“Koleksinya bertambah, dari semula 28 sekarang menjadi 29, dan pimpinan kami berencana memberi nama bekantan yang baru lahir ini,” ujarnya Selasa, 21 Maret 2023.
Di sisi lain, Gubernur Kalsel Shabrin Noor melalui Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel Hj Fathimatuzzahra menyambut baik lahirnya bekantan di KEE Lokbuntar yang dikelola PT AGM.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Kalsel, kami sangat berterima kasih dan sangat gembira atas lahirnya bekantan di Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) di Tapin yang saat ini dikelola oleh PT AGM,” ujarnya.
Harapannya, kata Kadishut Provinsi Kalsel, ke depan akan lebih banyak lagi bekantan yang lahir di kawasan nilai ekosistem penting atau KEE ini.
“Agar populasinya meningkat dan kita bersama-sama menjaga populasi dari bahaya kepunahan,” harapnya.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada PT AGM yang telah mengelola KEE dengan baik dan selalu berusaha berinovasi untuk pelestarian bekantan di Kalsel.
“Bekantan merupakan satwa liar yang dilindungi undang-undang dan menjadi maskot Provinsi Kalsel dan merupakan bagian dari ekosistem, oleh karena itu kita semua harus menjaga kelestariannya,” pintanya.
Diketahui, Kawasan Esensial Ekosistem (KEE) atau lebih dikenal dengan Ekowisata Bekantan Lokbuntar yang dikelola oleh PT Antang Gunung Meratus (PT AGM) dimulai sejak tahun 2014 – 2015 setelah terjadi kebakaran hutan yang begitu luas hingga hampir memakan sekitar 80 persen lahan yang saat ini menjadi kawasan ekowisata. bekantan
Sejak saat itu, PT Antang Gunung Meratus (PT AGM) mulai melakukan restorasi dan untuk pertama kalinya dilakukan dengan menanam 70 hektar tanaman rawa setempat untuk penghijauan.(ron)