Menjadi yatim piatu tidak perlu rendah diri, karena banyak dari mereka yang justru bisa sukses meski tanpa kedua orang tua.
Seperti Nabi Muhammad yang yatim piatu kemudian tumbuh menjadi pemimpin umat dan pemimpin negara pada masanya.
“Tetap harus optimis, jangan rendah diri tapi tetap semangat karena kamu juga bisa sukses,” kata KH Najib Khairani saat memberikan ceramah buka puasa bersama anak yatim piatu bersama Koperasi Adaro Karya Mandiri (Kopkar AKM) ) dan Komunitas Cinta Sesama (KS2) Tabalong, di Gedung Pertemuan AKM Kopkar, Selasa (28/3).
Kiyai Najib, banyak memberikan contoh bahwa menjadi anak yatim bisa menjadi orang sukses di masa depan.
Oleh karena itu, teruslah optimis menatap masa depan yang lebih baik.
Ia pun mencontohkan seorang yatim piatu yang cukup sukses di Kabupaten Tabalong. Ia menceritakan, seorang pengelola salah satu hotel bintang lima di Kota Tanjung ditinggal dari kondisi yatim piatu.
“Dia susah payah menyelesaikan sekolah kejuruannya. Kerja kerasnya memungkinkan dia menyelesaikan diploma, terus bekerja di kapal pesiar, bekerja di Amerika Serikat, kemudian menjadi manajer hotel di sini di Tanjung. Saya menangis mendengar ceritanya , perjuangannya. Anakku, kalian juga bisa sukses,” pesan Kyai Najib.
Buka puasa bersama Kopkar AKM bersama anak yatim merupakan bagian tak terpisahkan dari kepedulian Kopkar untuk berbagi.
Berkolaborasi dengan KS2 Tabalong tahun ini, mereka menghadirkan 50 lebih non-yatim piatu yang tinggal dalam asuhan keluarga masing-masing.
Ketua AKM Kopkar, Ageng Prasongko didampingi sekretaris Alhamdi dan Bendahara Aan Nurhadi mengatakan, Kopkar ingin memperkuat perannya menyentuh sisi sosial dalam lingkup yang terjangkau.
“Hari ini kami berbagi dengan 50 anak yatim piatu, semoga ini menjadi langkah berkah bagi kami untuk menjadi bagian dalam mendorong kehidupan sosial yang lebih baik.
Walaupun usaha koperasinya tidak besar, kepedulian juga bisa dilakukan oleh orang kecil tanpa harus besar,” ujar Ketua Serikat Pekerja FKSPM ini.
Hal senada dikatakan Ketua KS2 Tabalong, Erlina Effendi Ilas, berkontribusi dalam kebaikan tidak harus seseorang sudah kaya, bisnis itu besar, ini soal pilihan dan kesadaran memilih peluang, karena Allah SWT yang menyediakannya. kenyamanan untuk apa yang diusahakan.
“Sedikit sumbangsih kebaikan lebih berarti dari sekedar menjadi bagian dari kebaikan jika berhasil. Keadaan itu harus dibalik, disikapi dan dipedulikan agar sukses dan bisnis berkembang dengan baik,” ujar Erlina Effendi Ilas.*
HAK CIPTA © Berita ANTARA Kalimantan Selatan 2023