Hampir 170 orang telah meninggal di India dalam beberapa hari terakhir akibat gelombang panas yang melanda dua negara bagian paling padat penduduknya. Rumah sakit di daerah tersebut telah kewalahan menampung pasien dan sering mengalami gangguan pasokan listrik.
Di negara bagian Uttar Pradesh, 119 orang meninggal karena penyakit terkait panas dalam beberapa hari terakhir, sedangkan di negara bagian Bihar yang berdekatan, 47 orang telah meninggal. Situasi di distrik Ballia, Uttar Pradesh, sangat memprihatinkan karena rumah sakit terbesarnya tidak dapat menampung pasien lagi dan kamar mayatnya sudah penuh setelah 54 orang meninggal akibat panas. Beberapa keluarga bahkan diminta untuk membawa pulang jenazah kerabat mereka.
Sementara itu, suhu di wilayah-wilayah utara India yang dikenal dengan panasnya selama musim panas terus berada di atas normal, dengan suhu tertinggi mencapai 43,5 derajat Celcius dalam beberapa hari terakhir. Departemen Meteorologi India menyebut kondisi ini sebagai gelombang panas jika suhu setidaknya 4,5 derajat Celcius di atas normal atau jika mencapai di atas 45 derajat Celcius. Peringatan mengenai gelombang panas ini telah dikeluarkan oleh Badan Meteorologi India, namun pemerintah tidak meminta warga untuk bersiap menghadapinya hingga Minggu, ketika jumlah korban tewas mulai meningkat.
Gangguan pasokan listrik yang sering terjadi akibat konsumsi energi yang berlebihan semakin memperburuk situasi dengan banyak orang tidak memiliki akses terhadap air, kipas angin, atau AC. Menteri Kepala Uttar Pradesh, Yogi Adityanath, mengatakan bahwa pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk menjaga pasokan listrik tetap stabil di negara bagian tersebut. Ia juga mengimbau warga untuk menggunakan listrik dengan bijak.
Di rumah sakit distrik Ballia, para dokter dan staf medis kewalahan menangani banyak pasien yang membutuhkan perhatian medis mendesak. Kondisi di rumah sakit tersebut mirip dengan kondisi saat pandemi virus corona, dengan koridor yang bau dan dipenuhi sampah serta limbah medis. Ruangan-ruangan di rumah sakit tidak memiliki AC yang berfungsi dan unit pendingin yang terpasang juga tidak berfungsi dengan baik. Para petugas medis terlihat mengipasi pasien dengan buku dan menyeka keringat mereka untuk menjaga agar tetap sejuk.
Kasus yang lebih parah kini dipindahkan ke rumah sakit di kota-kota besar terdekat seperti Varanasi, sementara lebih banyak dokter dan sumber daya medis dikirim ke rumah sakit distrik Ballia untuk mengatasi krisis yang disebabkan oleh panas. Di luar rumah sakit, warga setempat mengaku takut keluar rumah setelah tengah hari.
Para ahli iklim menyatakan bahwa gelombang panas ini akan terus berlanjut dan India perlu mempersiapkan diri dengan lebih baik dalam menghadapi konsekuensinya. Sebuah studi oleh World Weather Attribution, sebuah kelompok akademik yang meneliti sumber panas ekstrem, menemukan bahwa gelombang panas yang terjadi pada bulan April ini di Asia Selatan setidaknya 30 kali lebih mungkin terjadi akibat perubahan iklim. [ab/lt]
Sumber link