KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Kreativitas masyarakat memanfaatkan barang bekas menjadi barang bernilai ekonomi tidak akan pernah habis.
Nasir, warga Jalan Persada Raya II, Kecamatan Alalak, Batola memanfaatkan barang tak terpakai yang bisa disebut setengah sampah menjadi kerajinan anyaman berupa pot bunga dan berbagai jenis kerajinan lainnya.
Sekilas, pot bunga dengan berbagai ukuran tidak jauh berbeda dengan kerajinan anyaman tangan lainnya. Namun jika dicermati lebih detail, bahan dasar yang digunakan dalam pembuatannya berbeda dengan anyaman pada umumnya.
Nasir yang merupakan pekerja di sebuah perusahaan vendor penyedia jaringan internet di Banjarmasin memanfaatkan kabel fiber optik bekas yang sudah rusak untuk membuat anyaman pot bunga berbagai bentuk.
Baca juga: 700 Rider Meramaikan Petualangan Banua Bagian 3
Berawal dari melihat tumpukan kabel wifi yang tidak terpakai di kantor tempatnya bekerja, ia berpikir bahwa ia bisa memanfaatkannya sebagai sesuatu yang bernilai.
“Saya bekerja di Indihome (perusahaan vendor internet) dan biasanya banyak kabel bekas yang tidak terpakai, daripada dibuang, lebih baik saya manfaatkan,” ujarnya kepada Kanalkalimantan.com, Sabtu (4/3/ 2023) sore.
Lebih lanjut Nasir mengatakan, dirinya dan keluarga sudah mulai memproduksi anyaman berbahan kabel wifi sejak 2015 dengan penjualan yang fluktuatif.
Dalam proses pembuatan dan pemasaran, Nasir mengaku dibantu istrinya yang sehari-hari hanya mengurus rumah tangga.
Baca juga: Kebakaran Depot Pertamina Plumpang: 17 Meninggal, 8 Orang Masih Hilang
Untuk pemasaran, Nasir mengatakan membuka toko di rumahnya sendiri yang diberi nama Toko Alesha dengan alamat Jalan Persada Raya II, Komplek Persada Permai, Jalur 16 No 199 RT 28 Handil Bakti, Kecamatan Alalak, Batola.
“Pemasaran kami hanya membuka toko di rumah, atau jika ada pesanan bisa dilakukan melalui telepon atau WhatsApp,” ujarnya.
Penjualan produknya juga sudah menjangkau ke luar daerah seperti Kalimantan Tengah dan sekitarnya.
“Penjualan kami sudah sampai ke kawasan Puruk Cahu, Kalimantan Tengah,” kata Nasir.
Nasir mengatakan, harga kerajinan tersebut bervariasi, tergantung ukuran dan tingkat kerumitan tenunannya.
Baca juga: Paman Birin Menerima Penghargaan Penasihat Utama untuk Gerakan Relawan Sosial
“Ada yang dibanderol Rp 25.000 hingga Rp 50.000, tergantung ukuran,” kata Nasir.
Beberapa kali ia juga mengikuti bazaar untuk memasarkan produknya.
Selain itu, toko tersebut juga merupakan salah satu UKM binaan Kanwil Kassel Kalsel.
Seperti dalam Bazar yang digelar Kantor Perbendaharaan Daerah Kalsel pada Sabtu (4/3/2023) pagi di halaman Kantor Gubernur Lama, Siring 0 Kilometer Banjarmasin, turut serta memasarkan produk-produk buatannya. (Kanalkalimantan.com/rizki)
Reporter : semoga beruntung
Editor : bie