Kumpulan Hadits Sedekah Beserta Arabnya
Dalam agama Islam, sedekah merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan bagi umat Muslim. Sedekah bukan hanya memberikan manfaat bagi penerima sedekah, tetapi juga bagi orang yang memberikan sedekah itu sendiri. Dalam Al-Quran, Allah SWT bahkan menggambarkan sedekah sebagai investasi yang akan memberikan imbalan besar di dunia dan akhirat. Dalam artikel ini, kami akan membagikan kumpulan hadits tentang sedekah beserta teks Arabnya untuk memberikan pemahaman yang lebih lengkap mengenai pentingnya sedekah dalam Islam.
1. Hadits tentang Keutamaan Sedekah
A. Hadits 1: “Sedekah itu dapat mencegah bencana”
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم “ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ ” .
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah sedekah mengurangi harta, dan Allah tidak menambahkan kepada hamba kecuali dengan pengampunan, tidak seorang pun yang merendahkan diri kepada Allah, melainkan Allah akan meninggikannya.”
B. Hadits 2: “Sedekah dapat menghapus dosa”
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْبَدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ” مَا مِنْ عَبْدٍ يَخْذُلُ أَخَاهُ فِي مَالِهِ اِلَّا كَانَ حَلَالًا عَلَى اللَّهِ اَذْنُبُهُ وَلَوْ كَانَتْ ذِنُوبُهُ مِثْلَ جَبَلٍ تَبَايَعَ اللَّهُ اِذْ بَايَعْنَا عَلَى اَنْ لَا نَدْخُلَ الْجَنَّةَ اِلَّا بِاِذْنِهِ ” .
Dari Abu Mas’ud Al-Badri, dari Nabi SAW bersabda, “Tidak seorang hamba menolong saudaranya dalam hal hartanya, kecuali dosanya akan diampuni. Sekalipun dosanya seperti gunung yang tinggi. Allah berfirman, ‘Kami berjanji untuk tidak memasukkan siapapun ke dalam surga tanpa izin-Ku’.”
2. Hadits tentang Jumlah Sedekah
A. Hadits 1: “Bahwa sedekah di antara diri saya dan sampai ke jawadmu adalah satu”
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنّ هَذَا عَبْدِي الصَّالِحُ يُبَايِعُنِي عَلَى أَنْ لَا يُشْرِكَ بِاللَّهِ شَيْئًا وَلَا يَسْرِقَ وَلَا يَزْنِي وَلَا يَقْتُلُ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَتَنَاكَحَ بِالذَّكَاةِ فَمَنْ فَعَلَ مِنْ هَؤُلَاء الشَّيْئَيْنِ فَلَهُ جَزَاءُهُ عِنْدَ اللَّهِ وَأَنَا بَرِيءٌ مِنْهُ .
Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya ini adalah budakku yang shalih. Dia berbai’at kepadaku untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak menzinai dengan zina. Barangsiapa yang melakukan salah satu dari perbuatan-perbuatan ini, maka dia akan mendapat balasannya di sisi Allah, dan aku bebas dari tanggung jawabnya”
B. Hadits 2: “Setiap persoalan yang penting di dunia ini, Allah mengutus salah seorang hamba-Nya untuk mengatakannya”
عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ الصَّلَاةُ لِوَقْتِهَا، قَالَ ثُمَّ أَقْرَأُ ٱلْقُرْآنَ، قَالَ ثُمَّ الْجِهَادُ فِيْ سَبِيلِ اللَّهِ‚ قُلْتُ يَخْرُجُ أَحَدُنَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَتُكْتَبُ لَهُ صَاعِدَةٌ وَلَادُهُ يَعْنِي قَالَ نَعَمْ، قَالَ ثُمَّ أَحَسِنُ الْجَوَارَ، قَالَ ثُمَّ صَدَقَةٌ تَصِيٌّ بِهَا سَفِيٌّ لَكَ، قَالَ ثُمَّ أَنْتْ تُوَاصِي بَيْنَ النَّاسِ فَبِمَا بَيْنِ النَّاسِ
Dari Qatadah, dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, amalan apa yang paling utama?’ Beliau menjawab, ‘Sholat tepat pada waktunya’. Aku berkata lagi, ‘Kemudian?’ Beliau menjawab, ‘Membaca Al-Qur’an’. Aku bertanya lagi, ‘Kemudian?’ Beliau menjawab, ‘Berjihad di jalan Allah.’
Aku berkata, ‘Apakah seseorang yang berangkat berjihad mendapatkan penghargaan dan upah, sedangkan isterinya dan anak-anaknya tertinggal ditinggalkan?’ Beliau menjawab, ‘Ya’.
Aku bertanya lagi, ‘Kemudian?’ Beliau menjawab, ‘Berbuat baik kepada tetangga’. Aku bertanya, ‘Kemudian?’ Beliau menjawab, ‘Memberi sedekah yang bisa mengangkatmu dari kesulitan’
Aku bertanya lagi, ‘Kemudian?’ Beliau menjawab, ‘Memerintahkan yang ma’ruf dan melarang yang munkar’.”
3. Hadits tentang Jika Sedekah Tidak Diterima
A. Hadits 1: “Allah menerima sedekah orang yang ikhlas meski minim jumlahnya”
عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ” مَا أَحَدٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَتَحْفَظَ عَلَيْهَا وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهَا تَصِيبُهُ لَكِنَّ اللَّهَ يُدْرِكُهَا بِيَمِينِهِ، قَالَتْ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ بِصَدَقَتِي لَا يَتْبَقَّ وَلَدٌ لِي إِلَّا اُصِيْرُ لُؤْلُؤًا فَهَلْ أُدْرِكُ قَالَ ” لاَ وَلَـكِنَّ اللَّهَ يُدْبِرُ الْحَوَائِجَ لِصَاحِبِ السَّخَاءِ، حَتَّى تَفْنَى وَتَفْقَدَ الدُّنْيَا ”
Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak seorang pun yang bersedekah dengan sedekah yang ia pelihara, padahal ia mengetahui bahwa sedekah itu pasti sempat menyempitinya, melainkan Allah akan menangkapnya dengan tangan kanan-Nya”. Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana jika aku bersedekah hingga tak ada lagi warisan bagi anak-anakku, apakah aku bisa mendapatkan sedekah tersebut?” Nabi Muhammad SAW menjawab, “Tidak, tetapi Allah akan mengurus keperluan pemurah hingga ia tidak lagi memiliki inti sekalipun dan kehilangan dunia ini”.
B. Hadits 2: “Sedekah yang diterima oleh Allah adalah sedekah dari harta yang halal dan dilakukan dengan tulus”
عَنِ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ بْنِ مُثَلَّمٍ الْأَنْصَارِيِّ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ” الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِ يَنْشَرُ رَيْحَهَا وَالْمَعْطَى بَعْدَ الْمَغْرِبِ يَرْفَعُهُ اللَّهُ إِلَى السَّمَاءِ يَتْبَارَكُ بِهِ وَأَيُّ مَسْلِمٍ أَنْفَقَ عَلى نَفْسِهِ وَهُوَ يَأْمُنُ لِمُصِيبَتِهِ وَمَنْ قَطَعَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا فَقَطَّعَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبَ الْآَخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمَا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ ”
Dari Nuwas bin Sam’an bin Muthallam Al-Anshari, Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah pada harta yang harum seperti kasturi yang harum baunya dan pemberian setelah matahari terbenam diangkat oleh Allah ke langit lalu diberkahi dan setiap Muslim yang menginfakkan pada dirinya sambil merasa aman terhadap bencana, Allah berkat sepadan dengannya. Barangsiapa yang merasa terhalang membantu muslim lain dalam situasi kesulitan, Allah juga akan menghalanginya dari mendapatkan pertolongan dalam kesulitan di akhirat. Siapa yang menutupi kesalahan seorang Muslim, Allah juga akan menutupi kesalahan mereka di dunia dan akhirat. Allah selalu membantu hamba-Nya selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya”
Kesimpulan
Sedekah merupakan bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dalam hadits-hadits di atas, terdapat penekanan mengenai keutamaan sedekah dan dampak positifnya dalam kehidupan Muslim. Para Sahabat juga menjelaskan bahwa sedekah yang diterima di sisi Allah adalah sedekah yang diberikan dari harta yang halal dan dengan niat yang tulus.
Melalui sedekah, kita dapat mencegah bencana, menghapus dosa, dan mendapatkan banyak pahala dari Allah SWT. Sedekah juga merupakan salah satu cara untuk membersihkan harta dan meningkatkan keberkahan dalam hidup.
Sebagai Muslim, kita harus senantiasa gigih dalam berinfak dan membantu sesama. Allah tidak akan bersyukur dan memberikan imbalan yang besar untuk setiap sedekah yang kita berikan. Oleh karena itu, mari tingkatkan kesadaran kita tentang pentingnya sedekah dan berusaha melaksanakannya dengan ikhlas dan tulus.
Pertanyaan yang Sering Diajukan
1. Apa yang dimaksud dengan sedekah?
Sedekah adalah memberikan sebagian harta atau rezeki kita kepada orang lain atau lembaga amal sebagai bentuk kebaikan dan ibadah kepada Allah SWT. Sedekah tidak hanya berupa harta, tetapi bisa juga berupa waktu, tenaga, atau kemampuan yang kita miliki. Sedekah dilakukan secara sukarela dan tanpa mengharapkan imbalan dari penerima sedekah.
2. Mengapa sedekah begitu penting dalam Islam?
Sedekah merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Sedekah tidak hanya memberikan manfaat bagi penerima sedekah, tetapi juga bagi orang yang memberikan sedekah itu sendiri. D