BAANJARMASINPOST.CO.ID – WHO mengatakan dakwah harus di masjid atau di tempat khusus.
Guru Pondok Pesantren (Ponpes) Parigi di Desa Habirau Tengah, Kecamatan Daha Selatan, Kyai Agus Latif Romadloni, sebenarnya nyeleneh dalam dakwahnya.
Sudah berapa lama Anda mengajar atau berkhotbah?
Total mengajar sejak tahun 1991. Pertama kali mengajar di Pesantren Al Kautsar Medan, Sumatera Utara. Bahkan pernah menjadi asisten atau dosen honorer di Uniska Banjarmasin. Mengajar antropologi sosial dan sosiologi komunikasi.
Selain itu mendirikan pesantren di Kuin Cerucuk Banjarmasin. Pesantren Rahmatillah. Pesantren ini kemudian ditutup pada tahun 1998/1999.
Selain mengajar, pernahkah Anda mengabar di mana saja?
Pesan saya ada di mana-mana. Tak terbatas. Hanya saja, saya tidak punya
tempat khusus untuk berdakwah. Sejak berada di Nagara Hulu Sungai Selatan (HSS) dan mengajar di Pesantren Parigi (PIP), saya berdakwah ke tempat-tempat umum seperti pasar, tempat nongkrong, dan tempat lainnya.
Mengapa memilih dakwah seperti ini?
Dakwah tidak harus dalam majelis. Majelis tidak membutuhkan tempat khusus. Majelis pada dasarnya menyampaikan risalah. Katakan apa yang perlu dikatakan. Ada banyak tempat yang tidak dapat diakses. Tentunya dengan bahasa yang berbeda. Apalagi jika berdakwah di pasar atau tempat rawan religi lainnya.
Apakah tidak ada penolakan dakwah sedemikian rupa?
Tentu saja berdakwah sedemikian rupa ada penolakan. Bahkan sering. Namun menolak bukan berarti Anda harus berhenti berdakwah. Saya yakin ketika saya menyampaikan sesuatu yang dipahami seseorang, dia tidak akan tersinggung. Dakwah bisa dimana saja. Bisa di tepi sungai, bisa di pasar, bisa di tempat nongkrong, bisa di mana saja.
Selain mengajar dan berdakwah, apa lagi yang Anda lakukan?
Selain mengajar dan dakwah santai, saya juga menjabat sebagai Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) dari tahun 2016 hingga 2021. Saat ini, saya menjadi pembina FKPP Hulu Sungai Selatan.
Bagaimana Anda membuatnya mudah diterima masyarakat?
Langkah pertama adalah mencari banyak teman. Sosialisasi ke jalan yang benar dan tidak salah itu sangat sulit, jadi akan lebih mudah jika dilakukan dengan berteman dengan siapapun dari latar belakang apapun. Selain itu, berorganisasi.
Organisasi apa yang Anda ikuti?
Saya mengikuti banyak kegiatan organisasi, mulai sebagai pembimbing FKPP HSS, hingga NU Daha Utara. Bahkan kini dipercaya Rais Syuriah MWC NU Daha Selatan. Saya suka mengatur. Saya juga sangat ingin anak muda bergabung dengan organisasi. (Serambi Ummah)