Tanjung (ANTARA) – Lukito Adi Surya Danu Tirta (18), warga Desa Palapi, Kecamatan Muara Uya, Kabupaten Tabalong, kini merasakan kebahagiaan setelah obsesinya menjadi polisi terwujud.
Alumni Pesantren Nurul Musthofa, Desa Mabuun, Kecamatan Murung Pudak ini dinyatakan lolos seleksi Kombes Polri pada 20 Desember 2022.
Perjuangan putra pasangan Lukman Hakim dan Faridah untuk masuk bintara ternyata cukup panjang karena dua kali gagal mengikuti seleksi sejak tahun lalu.
“Alhamdulillah, setelah mengikuti seleksi ketiga, saya bisa lulus,” kata Lukito, Jumat (1/6).
Melalui perekrutan yang proaktif, Lukito yang memiliki bakat khusus sebagai hafidz atau penghafal Al Quran 10 juz akhirnya memuluskan jalannya untuk menjadi seorang perwira Polri.
Lukito tinggal menunggu jadwal latihan di Polres Tabalong dan Sekolah Kepolisian Negara Kota Banjarbaru.
Ditemui di rumah orangtuanya di Desa Palapi RT 6, Lukito yang juga hobi bermain futsal dan tenis meja ini menuturkan, keinginannya untuk membanggakan dan membahagiakan kedua orangtuanya menjadi motivasinya untuk masuk seleksi bintara.
“Saya ingin membantu dan berguna bagi keluarga, teman dan masyarakat sekitar atas prestasi yang telah diraih,” ujarnya.
Ia mengaku ayahnya memiliki obsesi agar putra sulungnya bisa menjadi anggota TNI atau Polri, meski di keluarganya tidak ada seorang pun yang menjadi bintara.
Atas dorongan orang tuanya yang berprofesi sebagai petani karet, Lukito memantapkan dirinya dalam seleksi bintara sejak masih duduk di bangku kelas XI Madrasah Aliyah Tahfidz Nurul Musthofa Tabalong.
Oktober 2021, ia mengikuti seleksi pertama masuk bintara dan gagal di tahap psikotes awal.
Tahun berikutnya Lukito kembali mencoba peruntungan untuk masuk perwira Polri melalui jalur umum namun kandas pada tahap tes kesehatan.
“Dua kali gagal, saya tetap optimis bisa masuk bintara dengan tetap melakukan latihan fisik,” ujarnya.
Dalam seleksi bintara khusus, Lukito mengikuti tes hafalan Alquran oleh perwakilan Kantor Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Selatan untuk memastikan bakatnya sebagai hafidz 10 juz.
“Tim penguji memberikan tiga sampai lima soal terkait hafalan Alquran,” ujarnya.
Berkat doa dan dukungan keluarga, akhirnya Lukito dapat melalui semua tahapan seleksi dengan baik dan dinyatakan lulus pada Desember 2022.
Ia pun mengaku bangga dengan kemampuannya sendiri bisa lulus dari bintara meski berasal dari keluarga petani di salah satu desa transmigrasi di Kabupaten Tabalong.
Sebagai hafidz 10 juz, Lukito menargetkan menjadi penghafal Al Quran 30 juz meski nantinya akan menjadi anggota Polri.
Ada kiat khusus Lukito agar hafalannya tetap utuh, yakni dengan mengulang bacaan setelah shalat subuh dan maghrib.