maeCNBC Indonesia
Pasar
Selasa, 21/02/2023 06:55 WIB
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas masih bergerak dalam trend melemah. Harga logam mulia tersebut juga diproyeksikan akan terus menguat dalam waktu dekat.
Pada penutupan perdagangan Senin (20/2/2023), emas ditutup di level US$ 1.841,14 per troy ounce. Harga logam mulia turun tipis 0,02%.
Harga emas sedikit menguat pagi ini. Pada perdagangan hari ini, Selasa (21/2/2023) pukul 06:20 WIB, harga emas berada di level US$ 1.842,07 per troy ounce. Harga sedikit menguat 0,05%.
Meskipun menguat pagi ini, secara keseluruhan, emas turun 4,45% sepanjang Februari tahun ini. Kondisi ini berbanding terbalik dengan penguatan 5,7% pada Januari 2023.
Sejumlah analis menilai harga emas masih sulit menguat dalam waktu dekat.
“Kami masih melihat ada kemungkinan emas akan menguat pada kuartal-kuartal mendatang tetapi tidak dalam waktu dekat. Emas akan volatil dalam waktu dekat atau hingga data ekonomi AS menunjukkan pelemahan,” ujar analis UBS Giovanni Staunovo, dikutip dari Reuters.
Analis dari Saxo Bank Ole Hansen memperkirakan emas akan bergerak melemah. Titik support emas akan jatuh ke kisaran US$ 1.792-1.776 per troy ounce.
Harga emas diperkirakan akan tetap melandai karena investor mengkhawatirkan kebijakan moneter bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Kekhawatiran pelaku pasar meningkat setelah data menunjukkan ekonomi AS masih bergerak cepat. Kondisi ini mencerminkan bahwa inflasi AS masih sulit dijinakkan.
Inflasi Januari 2023 menembus 6,4% (year on year/yoy), jauh di atas ekspektasi pasar 6-6,2%. Penjualan ritel AS juga melonjak 3% (yoy) pada Januari 2023, jauh di atas ekspektasi pasar (1,85%).
Sementara itu, indeks harga produsen di bulan Januari juga tumbuh 0,7% (month to month/mtm), jauh di atas ekspektasi pasar sebesar 0,4%.
Dilaporkan dari Berita Kitco, survei terhadap 17 analis menunjukkan bahwa 13 dari mereka memproyeksikan emas masih akan melemah pekan ini.
Hanya satu analis yang memprediksi emas akan menguat. Sebanyak tiga analis menilai emas akan bergerak sideways.
Pelaku pasar kini menunggu rilis risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Kamis pekan ini. Risalah tersebut diharapkan dapat memberikan sinyal yang lebih jelas mengenai kebijakan Fed di masa depan.
PENELITIAN CNBC INDONESIA
(mae/mae)