Jakarta – Nabi Adam AS dan Siti Hawa menikah di surga sebelum akhirnya diturunkan ke bumi. Pernikahan keduanya juga menggunakan mahar.
Menurut hadits yang terkandung dalam Buku Sahih Muslim, Allah SWT menciptakan Nabi Adam AS, menempatkannya di surga dan menurunkannya ke bumi pada hari Jumat. Diriwayatkan dari otoritas az-Zuhri, dari otoritas al-A’raj, dari otoritas Abu Hurairah, bahwa Rasulullah, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, pernah berkata:
“Sebaik-baik hari terbitnya matahari adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan. Pada hari itu pula ia ditempatkan di surga dan pada hari itu pula ia dikeluarkan dari surga.” (SDM Muslim)
Dalam kesendiriannya di surga, Allah SWT menciptakan Siti Hawa sebagai pendamping Nabi Adam AS. Imam Ibnu Katsir di Qashash Al-Anbiyaa mengatakan bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam AS.
Mahar Nabi Adam untuk Siti Hawa adalah shalat
Dikatakan dalam buku Rahasia Shalawat Rasulullah SAW oleh Muhammad Syukron Maksum dan Ahmad Fatoni al-Qaysi, Abu Muhammad Jabar meriwayatkan bahwa ketika Nabi Adam melihat Hawa, cintanya tumbuh dan timbul keinginan dalam hatinya untuk menikahi Hawa.
Nabi Adam (saw) kemudian berdoa kepada Allah SWT, “Ya Tuhanku, nikahkan aku dengan Hawa.”
Allah SWT pun menjawab, “Oke, tapi ada mas kawinnya.”
Mendengar hal itu, Nabi Adam AS senang karena diberi izin untuk menikahi Hawa. Dia juga bertanya, “Apakah mahar itu, wahai Tuhanku?”
Allah SWT berfirman: “Mahar adalah membaca shalawat atas nama yang kamu lihat di atas pintu singgasana.”
Nabi Adam AS bertanya lagi untuk memastikan, “Maukah kamu menikah denganku dengan berdoa bersama Hawa?”
Allah SWT pun menjawab, “Ya.”
Maka dengan senang hati Nabi Adam AS membacakan shalawat atas nama di depan pintu singgasana. Namanya Muhammad SAW, nabi akhir zaman.
Dengan mahar shalat, Nabi Adam AS resmi menikah dengan Hawa. Dari pernikahannya yang kedua, lahirlah manusia secara turun-temurun atau yang dikenal dengan anak cucu Adam.
Sebagaimana yang dikatakan Ibnu Katsir dalam Kitab Kisah Para Nabinya, “Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan Adam dan Hawa sebagai bapak dan ibu manusia agar kelak lahir keturunannya, baik lagi maupun dalam jumlah perempuan yang banyak.”
Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa Nabi Adam AS menikah lagi dengan Hawa sebelum turun ke bumi. Itu disebutkan dalam buku itu Kata-kata cinta karya Khairul A.El Maliky, Mahar Nabi Adam AS untuk Siti Hawa pada pernikahan keduanya adalah Surat Al Fatihah.
Tonton videonya”Sekali lagi, tingkat pernikahan di Korea anjlok“
(kri/lus)