BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG – Makam Penghulu Rasyid berada di Pasar Arba, Desa Banua Lawas, Kecamatan Banua Lawas, Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Letak makam Penghulu Rasyid berada di sebelah utara atau kanan bangunan saat memasuki kawasan Masjid Pusaka Banua Lawas yang merupakan salah satu masjid tertua di Kabupaten Tabalong.
“Jarak yang ditempuh dari ibu kota kabupaten sekitar 30 kilometer,” kata Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tabalong, Masdulhak Abdi, Minggu (4/12/2022).
Menurutnya, makam Penghulu Rasyid merupakan situs cagar budaya di Tabalong bersama dengan Masjid Pusaka Banua Lawas.
Baca juga: Makam Syekh Muhammad Nafis di desa Binturu Tabalong, pengunjung dari luar negeri
Baca juga: Makam Gusti Buasan, Pejuang Melawan Penjajah di Daerah Sepanjang Sungai Tabalong Kiwa
Luas situs mencapai 1.240,415 meter persegi dengan isi objek situs, 4 tiang guru, 2 tajau atau mangkok air, 1 spanduk, 1 gendang, 1 lukisan hias penghias mimbar, dan juga makam Penghulu Rasyid .
Dari catatan sejarah di Penghulu Rasyid adalah seorang ulama sekaligus pejuang perang Banjar yang bergelar Penghulu.
Perjuangan dimulai setelah Belanda mengumumkan pembubaran Kesultanan Banjar pada 11 Juli 1860.
Penghulu Rasyid membangun benteng pertahanan di Sungai Hanyar dan Pasar Arba Banua Lawas untuk menghalangi pasukan Belanda menyerang Tabalong.
Bersama rekan-rekannya yang dipimpin oleh Pangeran Antasari menyerang pertahanan Belanda di kota Tanjung pada tanggal 17 Agustus 1860.
Mereka mencegat kapal Van Os dan Boni, dan di Habau, Pasar Arba, pada tahun 1865, Penghulu Rasyid menembak dan membunuh Letnan Cateau Van Rosevelt.
Di daerah Banua Lawas, dipimpin oleh Penghulu Rasyid dan Haji Bador ( sayur, 1979; Aziddin, 1983/1984), membangun benteng-benteng di tepi Sungai Hanyar dan Pasar Arba, untuk menghadang kapal-kapal Belanda yang hendak menuju Tanjung melalui sungai tersebut.
Pertempuran di Banua Lawas terjadi pada tanggal 18 Oktober 1861. Pertempuran terakhir di Banua Lawas terjadi pada tanggal 15 Desember 1895.
Perjuangannya di Sungai Hanyar, Banua Lawas hingga Dusun Timur, sempat membuat pertahanan Belanda terganggu.
Baca juga: Temuan Makam yang diduga keramat, warga Ulu Benteng, Kabupaten Barito Kuala, membangun gedung
Kiprahnya baru berakhir ketika ia dikhianati oleh Teja Kusuma, kawan seperjuangannya, karena tergiur hadiah 1.000 Gulden yang dijanjikan Belanda untuk memenggal kepala Penghulu Rasyid.
Penghulu Rasyid meninggal dunia dan kepalanya dipenggal oleh Teja Kusuma dan diserahkan kepada Belanda sebagai bukti bahwa Penghulu Rasyid benar-benar telah meninggal.
(Banjarmasinpost.co.id/Dony Usman)