Jakarta – Dalam sejarah dikisahkan ada malaikat yang sayapnya dipatahkan oleh Allah SWT. Ini karena malaikat tidak menghormati Nabi Muhammad.
Kisah ini diriwayatkan oleh Imam al-Ghazali dalam Kitab Mukasyafat al-Qulub dan dikutip oleh Dian Erwanto dalam buku tersebut Kita harus berdoa.
Dikisahkan bahwa suatu hari Malaikat Jibril datang menemui Rasulullah SAW dan berkata kepadanya: “Wahai Rasulullah SAW, aku melihat seorang malaikat di surga di atas singgasananya, dia bermegah dikelilingi oleh 70 ribu malaikat lainnya yang berdiri berbaris untuk melayaninya. , karena Allah SWT menciptakannya menjadi malaikat yang mulia.
Namun, suatu ketika aku melihatnya, seorang bidadari di Gunung Qaf dengan sayap patah dan menangis.
Ketika dia melihatku, dia berkata kepadaku: ‘Wahai Malaikat Jibril, apakah kamu mau membantuku?’ Saya (Malaikat Jibril) bertanya, ‘Kesalahan apa yang telah kamu buat?’
Malaikat itu berkata: ‘Saat itu aku sedang berada di atas singgasana pada malam Isra Mi’raj, lalu lewat di hadapanku yaitu Nabi Muhammad SAW, namun aku tidak berdiri untuk menyambutnya sehingga aku tidak menghormatinya, maka Allah menghukum saya dengan ini (patah sayap) ) dan menempatkan saya di sini seperti yang Anda lihat.’
Malaikat Jibril berkata: ‘Saat itu aku merendahkan diri di hadapan Allah meminta izin untuk memberinya bantuan malaikat, lalu Allah berfirman: ‘Wahai Jibril, suruh dia membacakan Sholawat kepada Kekasihku Muhammad SAW.’
Lalu malaikat itu membacakan sholawat kepadamu wahai Rasulullah SAW, kemudian Allah Ta’ala mengabarkan kepadanya. diampuni dan dipulihkan dua sayapnya, dan kemudian mengembalikannya ke singgasananya seperti sebelumnya.
Kisah Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW
Ibnu Hisham d Sirah Nabawiyah menceritakan kisah Isra’ Mi’raj yang bersandar pada Abdullah bin Mas’ud, mengisahkan bahwa Rasulullah SAW saat itu didatangi seekor Buraq, hewan yang ditunggangi oleh para Rasul sebelumnya.
Kemudian Rasulullah SAW diangkat telentang dan dia terbang bersama malaikat Jibril. Ia bisa melihat berbagai tanda kebesaran Allah SWT antara langit dan bumi hingga berakhir di Baitul Maqdis.
Ibnu Ishaq mendapat riwayat dari seseorang yang dapat dipercaya, dari Abu Sa’id al-Khudri, bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“Setelah saya melakukan semua pekerjaan di Baitul Maqdis, sebuah mi’raj (alat pendakian) dibawa ke saya. Saya belum pernah melihat sesuatu yang lebih indah dari itu. Benda itu direntangkan dan dilihat melalui mata orang yang sekarat.
Kemudian Jibril menuntunku hingga sampai di salah satu pintu surga yang disebut Gerbang Hafadzah. Di depan pintu ada seorang malaikat bernama Ismael. Dia bertanggung jawab atas 12 ribu malaikat, dan masing-masing dari 12 ribu itu bertanggung jawab atas 12 ribu malaikat lainnya.”
Setelah itu Rasulullah SAW melanjutkan: “Ketika saya dibawa ke pintu, malaikat bertanya, ‘Siapa orang ini, Jibril?’ Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Malaikat itu bertanya lagi, ‘Apakah dia sudah diutus?’ Jibril menjawab, ‘Ya.’ Kemudian malaikat itu mendoakan saya dengan baik dan berbicara kepadanya.”
Ibnu Ishaq mengatakan bahwa ulama yang menerima cerita ini dari Rasulullah SAW mengatakan kepadanya bahwa dia berkata:
“Malaikat menyapaku ketika aku sampai di surga dunia. Semua malaikat menyapaku dengan tersenyum dan memberikan kabar baik, mengucapkan kata-kata yang baik dan berharap aku baik-baik saja.
Sampai aku bertemu malaikat yang mengatakan apa yang dikatakan malaikat lain, dan mendoakanku seperti doa yang diucapkan malaikat lain.
Hanya bidadari ini yang tidak tertawa dan saya tidak menerima kabar baik darinya ketika saya melihat bidadari lainnya.
Aku berkata kepada Jibril: ‘Wahai Jibril, siapakah malaikat yang berbicara kepadaku seperti malaikat lainnya, tetapi tidak menertawakanku, dan aku tidak menerima kabar baik darinya seperti yang aku terima dari orang lain?’
Jibril menjawab: ‘Jika dia menertawakan seseorang sebelum atau sesudahmu, dia akan menertawakanmu. Tapi dia tidak tertawa. Ini adalah malaikat penjaga neraka.”
Tonton videonya”sholawat“
(kri/kri)