Semarang – Rabu (15/3/2023), pembelajaran PAI dan Budi Pekerti tidak hanya dalam teori saja, seluruh GPAI dan perwakilan siswa muslim se-Kecamatan Semarang Timur mempraktikkan simulasi haji dan umrah dengan penuh khidmat. Semua rangkaian kegiatan benar-benar dilaksanakan seperti benar-benar berada di Makkah Al-Mukarramah.
Nunuk Wagiyem selaku Ketua KKG PAI Kecamatan Semarang Timur mengaatakan, kegiatan manasik haji ini bagi peserta didik diharapkan mampu menjadikan siswa sebagai pribadi yang religius dan berakhlak mulia. “Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima, sebagai penyempurna agama. Maka siapapaun yang sudah mampu melaksanakannya diharapkan menjadi muslim/muslimah yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. Dengan melaksanakan manasik haji dan umrah, diharapkan anak-anak menjadi lebih tahu ibadah apa saja yang dilakukan dalam haji dan umrah, serta apa makna di dalamnya,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, kegiatan manasik haji sangatlah penting dilaksanakan oleh siswa sebagai pengimplementasian salah satu butir Profil Pelajar Pancasila “Manasik haji dan umrah merupakan salah satu pengimplementasian Profil Pelajar Pancasila yaitu, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,” katanya.
Nunuk Wagiyem juga berharap, meskipun kegiatan ini hanya sebuah simulasi, tetapi memberikan kesan yang mendalam bagi peserta didik. “Semoga apa yang mereka praktikkan hari ini membekas dalam memori siswa-siswi dan menjadi pengalaman terbaik. Kami mendoakan, kelak mereka memiliki kesempatan untuk bisa melaksanakan ibadah haji dan umrah yang sebenarnya,” tuturnya.
Anak-anak pun terlihat begitu antusias dan sangat bahagia melaksanakan manasik haji di Firdaus Fatimah Zahra. Dalam kesempatan tersebut, selain belajar beribadah, para siswa juga bisa berliterasi, mulai dari membaca panduan paspor hingga literasi replika bangunan-bangunan di Makkah dan Madinah seperti, replika kakbah, masjidil haram, hajar aswad, hijr ismail, sai, dan beberapa lainnya. “Kami senang mereka begitu antusias mengikuti kegiatan ini meskipun harus berjalan jauh. Selain belajar manasik haji dan umrah, mereka juga berliterasi dengan replika bangunan-bangunan yang ada di Makkah dan Madinah, tak hanya itu, anak-anak juga kami ajak menuju ke area museum Haramain dan Arabian Park, karena di lokasi ini, anak-anak belajar kebudayaan penduduk Arab,” terangnya.
Pada bagian lain, Abdul Syukur selaku Ketua Panitia menuturkan, Firdaus Fatimah Zahra dipilih sebagai tempat manasik haji dan umrah karena memiliki wahana manasik haji yang menyerupai aslinya.(zahro arthasya/NBA)