Tasikmalaya –
Jalan HZ Mustofa sebagai kawasan pusat perdagangan dan pertokoan sudah dikenal luas oleh masyarakat Tasikmalaya dan sekitarnya. Hiruk pikuk aktivitas ekonomi berdenyut kencang di kawasan ini. Apalagi di bulan Ramadan menjelang Lebaran, kawasan ini akan menjadi magnet bagi masyarakat memenuhi berbagai macam kebutuhan.
Di balik hiruk pikuk aktivitas jual beli itu, ada satu bangunan masjid yang cukup terkenal sebagai tempat ibadah ketika berbelanja ke kawasan HZ Mustofa Kota Tasikmalaya.
Masjid Haji Bakri, demikian nama masjid yang berada di dalam gang itu dikenal oleh masyarakat. Lokasinya berada di Kelurahan Yudanagara, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya. Untuk menuju Masjid Haji Bakri, masuk gang yang berada persis di samping Agung Toserba.
Selain dikenal luas oleh masyarakat Tasikmalaya, masjid ini rupanya sudah berusia cukup lama. Di tembok depan masjid tertera bahwa masjid ini dibangun pada 1 Agustus 1934. Sudah cukup tua, setidaknya sebelum Indonesia merdeka masjid ini sudah berdiri.
Masjid Haji Bakri sering menjadi sarana beribadah dan beristirahat bagi pengunjung Jalan HZ Mustofa. Makanya masjid ini dikenal luas oleh masyarakat Tasik. Selain itu Masjid Haji Bakti juga menjadi tempat istirahat dan salat para pegawai toko-toko yang ada di kawasan itu. Sehingga masjid ini selalu ramai oleh jamaah.
Pihak DKM Haji Bakri juga tak mempermasalahkan kawasan masjidnya digunakan tempat istirahat, bahkan sampai tidur atau bermalam. “Kami persilahkan mau istirahat. Bahkan kalau ada yang kemalaman silahkan menginap. Tapi di area yang telah disediakan,” kata Agus Kusmayadi, Ketua DKM Haji Bakri, Kamis (23/3/2023).
Area beristirahat disediakan di area pelataran atau teras masjid, sementara bagian dalam hanya digunakan untuk salat.
Sebagai langkah pengawasan pihak DKM melakukan pemantauan melalui CCTV yang dipasang di beberapa titik.
Bangunan utama masjid hingga kini masih dipertahankan bentuk aslinya, bergaya klasik. Dengan tiang-tiang beton berukuran besar, bagian mimbar pun sederhana.
“Kami pertahankan bentuk aslinya, hanya saja kami lakukan pelebaran ke kiri dan ke kanan. Kemudian bagian depan kami tambahkan pelataran,” kata Agus.
Yusep Holis (47) warga Singaparna Kabupaten Tasikmalaya mengatakan masjid Haji Bakri ini ibarat oase di tengah hiruk pikuk kegiatan ekonomi pusat kota. “Adem rasanya masuk ke masjid ini, apalagi setelah mengantar keluarga berkeliling belanja. Langsung rebahan,” kata Yusep.
Dia mengaku sejak kecil hingga kini dirinya menjadi orang tua, suasana Masjid Haji Bakri seakan tak berubah. “Tak banyak berubah bagian dalam masjidnya, hanya luarnya saja yang banyak berubah. Dulu waktu kecil saya sering diajak bapak mampir ke sini kalau habis beli baju Lebaran. Sekarang giliran saya yang mengajak anak saya,” kata Yusep.
Simak Video “Bruk! Papan Reklame di Bandung Roboh, Timpa Motor-Mobil“
(tey/tey)