Bandung, NU Online Jawa Barat
Tahap kehidupan manusia setelah alam rahim dan alam dunia adalah alam kubur atau barzak. Kubur adalah alam setelah hidup dan mati. Di alam tersebut, manusia akan mengalami dua kenikmatan, yaitu kenikmatan melihat surga akhirat sebagai alam selanjutnya, dan kenikmatan pedihnya siksaan di alam kubur.
Dalam banyak sabda Rasulullah semua menyebutkan kenikmatan dan azab kubur. Keduanya adalah pahala yang Allah berikan sebelum hari kiamat tiba. Kebaikan dan keburukan seseorang selama di dunia cukup menentukan pahala seperti apa yang akan diterimanya di akhirat nanti.
Salah satu amalan yang bisa meringankan orang di alam kubur dari sakitnya siksaan adalah membaca sholawat kepada Nabi, sebagaimana diriwayatkan dalam kitab Tsimarul Yani’ah fir Riyadhil Badi’ah karya Syekh M Nawawi Banten. (Syekh M Nawawi, Tsimarul Yani’ah, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa tahun]halaman 92).
Suatu hari seorang ibu tua mendatangi Imam Al-Hasan Al-Bashri. Dia baru saja kehilangan putrinya. Ia menyampaikan kepada Al-Hasan Al-Bashri kerinduannya yang mendalam akan anaknya. Dia merasa tersesat. Dia ingin tahu bagaimana keadaan anak itu. Dia ingin bertemu putranya bahkan dalam tidurnya.
Al-Hasan Al-Bashri memahami perasaan yang dialami tamu. Ia kemudian menasihati sang ibu untuk melaksanakan shalat empat rakaat setelah shalat Isya.
“Bacalah Surah Alhakumut Takatsur satu kali dalam setiap rakaat setelah membaca Surah Al-Fatihah. Kemudian berbaring. Bacalah doa Nabi sampai kamu tertidur.”
Wanita itu mendengarkan fatwa Al-Hasan Al-Bashri dengan penuh perhatian. Ia segera pulang dan mengeluarkan fatwa. Apa yang ibu inginkan terjadi. Dia bisa bertemu putrinya yang meninggal. Namun ia begitu terkejut melihat anaknya dirantai dan terjebak dalam derita kubur.
Bangun, dia kembali menemui Al-Hasan Al-Bashri. Ia melaporkan kondisi anaknya di alam barzak. Mendengar cerita ibunya, Al-Hasan Al-Bashri sejenak gugup dan bingung. Al-Hasan Al-Bashri berpesan kepada para tamunya untuk memberikan sedekah yang amalnya diserahkan kepada ahli kubur yang dimaksud.
Ibu pulang. Dia mengikuti nasehat Al-Hasan Al-Bashri. Tentu saja, kondisi putranya berubah di kuburan. Namun kali ini Al-Hasan Al-Bashri justru bermimpi bertemu gadis ini. Malam itu Al-Hasan Al-Bashri serasa berada di sebuah taman surga yang di dalamnya terdapat sebuah sofa yang indah. Di taman itu Al-Hasan Al-Bashri melihat seorang wanita muda yang cantik dengan mahkota cahaya di kepalanya.
“Apakah Tuan mengenal saya?” wanita muda itu menyapa Al-Hasan Al-Bashri.
“TIDAK.”
“Saya putri ibu tua yang mengunjungi Guru.”
“Ya, tapi bukan seperti yang diceritakan ibumu tentang kondisimu,” kata Al-Hasan Al-Bashri heran.
“Tuan benar, kemarin kondisi saya seperti itu (buruk dan tersiksa).”
“Lalu bagaimana kamu mendapatkan ketenaran seperti ini?”
“Di akhirat, 70.000 dari kita menerima siksa kubur. Tetapi suatu hari seorang pria saleh yang baik hati melewati pemakaman kami. Beliau pernah mempelajari shalawat Nabi dan mengganjar kita dengan pahala sehingga Allah membebaskan kita dari azab ini dengan restu Rasulullah SAW. “Kondisi saya sudah berubah (180 derajat ke arah yang lebih baik) seperti yang Anda lihat sekarang,” kata perempuan itu.
Editor: Abdul Manap
Sumber: NU Online