BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI – Kreativitas dalam mengolah sampah menjadi produk yang bernilai ekonomi terus didorong oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Transportasi (LHP) Hulu Sungai Tengah (HST).
Tim pengolah sampah di bawah Bidang Pengelolaan Sampah kini memproduksi kursi bangku yang indah, terbuat dari ecobrick. Bahkan, produknya sudah dipasarkan ke instansi pemerintah sendiri.
Plt Kepala Dinas LHP HST Mursyidi, kepada banjarmasinpost.co.id, Jumat (9/12/2022) menjelaskan, ecobrick diolah dari sampah plastik bekas botol air minum kemasan 1,5 liter. Sampah tersebut dikumpulkan oleh tim bank sampah Murakata DLHP.
Botol kemasan plastik diisi dengan plastik kemasan makanan dan minuman bekas. Seperti bungkus kopi, sabun cuci, dan kemasan plastik lainnya.
Baca juga: Politeknik Negeri Banjarmasin Berhasil Membuat Mesin Penghitung dan Pengepres Sampah Plastik
Baca juga: Banjarmasin Kirim 11,7 Ton Sampah Plastik Daur Ulang ke Surabaya, Ini Tanggapan Wali Kota
Baca juga: Uniknya, Daftar Jalan Sehat Karang Taruna Banjarmasin dengan Menyerahkan Sampah Plastik
Kemasan plastik bekas dihaluskan dan dihancurkan menggunakan gunting. Lalu masukkan ke dalam botol, hingga beratnya minimal satu kilogram.
“Untuk membuat satu kursi bangku dibutuhkan 19 ecobrick,” tambah Abdul Hadi, koordinator pengelolaan sampah.
Kemudian, untuk cover joknya ada dua varian yaitu berbahan eceng gondok alami, atau berbahan kulit sintetis. Untuk sarung kulit sintetis premium, satu set harganya Rp 1 juta.
Disebutkan bahwa harga tersebut masih merupakan harga promo HUT HST ke-63. Satu set terdiri dari dua bangku kursi dan meja bundar, juga terbuat dari ecobrick. Sedangkan untuk bahan eceng gondok harganya lebih mahal, karena dibuat secara handmade dengan menganyam eceng gondok.
Pembuatan penutup kulit, DLHP menggandeng warga Rutan Barabai.
“Ada narapidana di Rutan Barabai yang memiliki keterampilan di bidang ini. Sedangkan untuk bahan eceng gondok, kami bekerja sama dengan perajin yang tergabung dalam HST UMKM,” kata Mursyidi.
Saat ini, pihaknya telah memasarkan lima set furnitur ecobrick ke instansi pemerintah dan sekolah.
Rumah Sakit Damanhuri Barabai, adalah pengguna pertama. Set kursi dan meja tersebut kini dipajang di paviliun rumah sakit.
“Sampai saat ini masih banyak pesanan dari masyarakat dan sekolah. Tim pengolah sampah plastik kami terus membuat ecobrick,” tambah Mursyidi.
Melalui kegiatan ekonomi kreatif ini, selain meningkatkan kesejahteraan tim pengolah sampah, juga memberdayakan warga binaan di Rutan Barabai.
Lebih penting lagi, kata Mursyidi, mengurangi jumlah sampah plastik yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) di Desa Telang.
Selain itu, mengedukasi masyarakat untuk menjaga lingkungan. Ini juga memberikan contoh bahwa mengolah sampah itu cukup mudah.
Baca juga: Pilah Sampah Kemasan Plastik, Petugas TPS TPS Martapura: Harganya Rp 2.500 per kg
Hanya dibutuhkan kepedulian dan kesadaran untuk menjaga lingkungan.
Selanjutnya, miliki motivasi untuk mengubah sampah menjadi barang yang bermanfaat dengan kreatifitas, sehingga bisa menghasilkan uang. (Banjarmasinpost.co.id/Hanani)