RADAR BANYUWANGI – Dari beberapa desa di Banyuwangi, Grogol merupakan salah satu desa yang tidak pernah bingung soal air bersih. Dua mata air besar memasok air bersih melalui pipa Hippam. Airnya tidak tercemar. Mengalir dari mata air tiang.
Di titik etape ketujuh (terakhir), tim Susuka finis di dua mata air. Lokasinya berada di pinggir sungai yang dipenuhi pohon bambu di kanan kirinya. Untuk menjaga agar air tetap bersih, bagian tengah mata air ditutup dengan beton yang bisa dibuka dan ditutup. Untuk menghindari tangan manusia jahil, pemilik sumber sengaja menguncinya menggunakan gembok.
Mata air pertama adalah Sumber Tiang yang digunakan oleh Hippam (Himpunan Pengguna Air Minum) untuk mengalir melalui Dukuh Rupi. Mata air kedua berada di tanah milik Masjid Raya Baitul Ma’wa Giri. Air dialirkan ke masjid besar di Jalan Raden Wijaya, Desa Giri. Jaraknya diperkirakan lebih dari dua kilometer dari mata air.
“Salah satunya untuk masyarakat Dukuh Rupi. Lainnya untuk kebutuhan air di Masjid Giri. Mata air ini sudah lama dimanfaatkan warga untuk kebutuhan air bersih,” kata Tapin, 72, warga yang tinggal tak jauh dari mata air.
Letak kedua mata air tersebut berdekatan dengan sungai yang bermuara di Kalilo. Di sekelilingnya banyak terdapat tanaman bambu yang cukup rimbun. Tapin mengatakan, bambu sengaja dibiarkan untuk melindungi mata air di bawahnya. “Bambu bisa ditebang asalkan untuk kebutuhan almarhum. Bebas ambil berapa batang,” tambah Tapin.
Kedua mata air ini hanya sebagian dari sekian banyak sumber air yang tersebar di Desa Grogol. Kadus Krajan, Desa Grogol, Iswahyudi mengatakan, sebanyak enam mata air telah dimanfaatkan warga. Sebagian untuk kebutuhan air bersih di rumah warga. Beberapa juga digunakan sebagai bahan baku air minum dalam kemasan.
“Warga Gorgol semuanya menggunakan air dari sumber yang dikelola Hippam. Sebagian pendapatan untuk pemeliharaan mata air, sebagian besar untuk masjid,” kata Iswahyudi.
Saat banjir melanda kawasan tersebut, beberapa pipa Hippam rusak. Selain itu, banyak pipa yang terletak di seberang sungai.
Warga kemudian memperbaiki titik-titik pipa yang putus. Untuk kebutuhan air bersih, warga mengandalkan pasokan dari mata air Kutub. “Di Desa Grogol terdapat mata air yang cukup banyak. Dengan membayar Rp. 6.000 per bulan, kebutuhan air bersih akan tercukupi,” ujar Iswahyudi. (gratis/aif/c1)