Baca juga: Menag: “Syarikah” mesti persiapkan fasilitas terbaik haji Indonesia Yaqut mengatakan, untuk tambahan kuota petugas akan difokuskan dalam penguatan layanan jamaah lansia. Pasalnya, dari 203.320 kuota haji reguler, ada lebih 64 ribu calon haji yang masuk kategori lansia. Menurut dia, beragam persiapan layanan difokuskan dalam upaya memberikan yang terbaik untuk jamaah, termasuk mereka yang lansia. “Akan ada rekrutmen khusus untuk pengisian tambahan kuota petugas, dan ini difokuskan pada penguatan layanan lansia,” kata dia. Adapun terkait tambahan kuota haji, Menag Yaqut berharap Menteri Tawfiq bisa menyampaikannya lebih awal. Sebab, butuh waktu persiapan dalam proses pengisian kuota jamaah, mulai dari penyiapan dokumen, paspor, pemvisaan, serta penyediaan layanan.
Baca juga: Cek persiapan layanan haji, Menag bertolak ke Arab Saudi “Saya minta agar tambahan kuota jamaah tersebut disampaikan lebih awal, agar bisa terserap maksimal,” kata dia. Hal lain yang dibahas dua menteri itu adalah terkait layanan fast track. Tahun ini, fast track akan kembali dilaksanakan di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) untuk jamaah dari DKI Jakarta, Banten, Lampung, dan sebagian Jawa Barat. Layanan fast track ini sudah diberlakukan sejak 2018. Melalui layanan tersebut, proses imigrasi jamaah haji dilakukan sejak di bandara Indonesia, sehingga jamaah tidak perlu diperiksa paspor dan visanya lagi saat tiba di Arab Saudi. “Jumlah jamaah yang akan dilayani oleh fasilitas fast track tahun ini baru sebanyak 55.321 orang. Saya sampaikan ke Menteri Tawfiq agar bisa ditambah untuk bandara lainnya,” kata dia.
Baca juga: Kemenag dan Saudi sepakat berlakukan Visa Bio, permudah jamaah haji Hal-hal detail lainnya yang menjadi perhatian, di antaranya penambahan toilet perempuan di Arafah dan Mina, karena mayoritas jamaah Indonesia adalah perempuan. Mereka juga membutuhkan waktu lebih lama saat di toilet.