Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian memimpin rapat koordinasi pengendalian inflasi di Sasana Bhakti Praja Kementerian Dalam Negeri Jakarta pada Senin (15/5). Para pejabat Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan juga turut menghadiri rapat tersebut melalui virtual conference dari Banjarbaru.
Mendagri menyatakan pentingnya rapat koordinasi inflasi untuk mengevaluasi dan memantau fluktuasi harga kebutuhan di Indonesia. Hal ini memungkinkan kenaikan harga dapat dideteksi dan diantisipasi sebelum mencapai tingkat yang merugikan masyarakat.
“Inflasi sebesar 0,33% terjadi pada bulan April lalu dan disebabkan oleh kenaikan biaya transportasi, serta harga komoditas makanan, minuman dan tembakau,” kata Mendagri.
Kenaikan biaya transportasi disebabkan oleh naiknya harga tiket pesawat di 42 kota, namun tidak termasuk di Kalsel. Mendagri mengapresiasi pemerintah daerah yang memberikan subsidi tiket penerbangan di daerahnya.
Mendagri mendesak para kepala daerah untuk tidak sembarangan menaikkan harga air minum, listrik, perumahan dan BBM. Hal ini dapat berpengaruh signifikan pada variabel lain dan banyak kegiatan masyarakat yang terdampak.
Beberapa narasumber hadir dalam rapat koordinasi ini, termasuk Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS Puji Ismartini, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Dr Ir Nasrullah, Sekretaris Utama Badan Ketahanan Pangan Sarwo Eddy, dan Staf Ahli Panglima TNI Bidang Ekonomi dan Keuangan Brigjen TNI Eko Nur Santo.
Anggota Satgas Pangan dalam paparannya menyampaikan bahwa harga komoditas telur ayam ras dan beras medium rata-rata masih di atas Harga Acuan dan HET. Terdapat tren fluktuatif pada harga bawang merah, daging ayam ras, dan bawang putih. Komoditas jagung dan kedelai perlu dipantau secara intensif serta diintervensi oleh pemerintah untuk menjaga harga tetap stabil.
Agar tercipta kestabilan inflasi, pihak terkait harus memaksimalkan koordinasi antar daerah dan pengawasan distribusi bawang putih dan bawang merah dari daerah produsen ke wilayah defisit, sehingga masyarakat terbantu serta mudah mendapatkan kebutuhan bahan pokok.
Satgasda bersama K/L/instansi terkait juga harus melakukan update data KPM, pengawasan dan pengendalian serta membantu percepatan penyaluran bansos yang menjadi program Bapanas (Pemerintah). Di samping itu, perlu diperhatikan komoditas jagung yang menjadi bahan utama pakan ternak, pengadaan mesin corn dryer terutama pada wilayah sentra produksi jagung bertujuan dalam peningkatan kualitas dan mutu pakan ternak yang berdampak pada hasil produksi pertanian yang meningkat.