HARAPAN: Pemain PSS Sleman menyanyikan lagu ‘Sampai Bisa’ usai pertandingan melawan Bhayangkara FC di Maguwoharjo International Stadium (MagIS), Senin (6/3). (GREGORIUS BRAMANTYO/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Absennya degradasi di Liga 1 musim 2022/2023 berdampak pada skuat PSS Sleman. Banyak kritik yang menghampiri kubu PSS, terutama melalui media sosial tim. Tak sedikit pihak yang menyebut PSS patut mensyukuri hasil workshop PSSI di Surabaya terkait penghentian kompetisi Liga 2 2022/2023. Status Liga 2 yang dihentikan berarti Liga 1 diadakan tanpa degradasi.
Pelatih PSS Sleman Seto Nurdiyantara kembali mengingatkan Kim Jeffrey Kurniawan dan kawan-kawan yang tampil buruk jelang akhir kompetisi. Teranyar, Super Elang Jawa, julukan PSS Sleman, kalah 0-1 dari Bhayangkara FC di Maguwoharjo International Stadium (MagIS), Senin (6/3).
Terkait situasi tersebut, Seto tak menampik ada kemungkinan performa tim turun akibat status Liga 1 tanpa degradasi. Ia sendiri sudah mengingatkan para pemain untuk membuang jauh-jauh pemikiran ini. “Tidak ada degradasi mungkin memiliki sedikit efek. Tapi saya sudah bicara dengan pemain, jangan pakai alasan apapun untuk tampil seenaknya,” kata mantan pelatih PSIM Jogja itu.
Seto mengingatkan anak asuhnya tentang statusnya sebagai pekerja profesional di PSS Sleman. Meski tak ada jalan keluar dari zona degradasi, tugas lainnya adalah memperbaiki peringkat. Soal peringkat di klasemen, Seto mengaku sedikit lepas dari beban. Namun ia berharap hal tersebut menjadi motivasi tersendiri bagi timnya untuk tampil lebih lepas. Juga lebih mengesankan dan ekspresif. “Ini tanggung jawab kami sebagai pekerja di PSS,” jelas pelatih asal Kalasan, Sleman itu.
Laga melawan Bhayangkara FC kemarin sebenarnya ingin dijadikan momentum bagi Laskar Sembada untuk bangkit. Setidaknya jangan sampai kalah. Sayangnya, harapan tetaplah harapan. Tim yang bermarkas di Maguwoharjo International Stadium (MagIS) itu kembali kalah.
Menyusul hasil buruk yang diderita timnya lagi, Seto sepenuhnya menyerahkan nasibnya kepada manajemen. Ia berharap siapapun pelatih yang akan memimpin Laskar Sembada musim depan bisa meraih hasil yang lebih baik dari dirinya. “Saya berharap siapapun yang bekerja untuk PSS Sleman musim depan bisa bekerja sama dengan baik sejak awal. Bukan hanya profesional tapi juga hati untuk PSS,” ujarnya.
Upaya mewujudkan hal itu berjalan mulus saat PSS Sleman berhasil mematikan motor serang Bhayangkara FC, Matias Mier. Seto menugaskan Bagus Nirwanto untuk selalu mengawal Mier kemanapun dia pindah. Seto mengatakan bahwa strategi tersebut benar-benar membuahkan hasil. Pemain asal Uruguay itu tak bisa bergerak. “Dari segi movement, Bagus cukup oke untuk bisa membunuh Mier. Tapi ketika kami menguasai bola, harus ada peningkatan,” kata Seto.
PSS Sleman masih menyisakan lima pertandingan di Liga 1 musim ini. Namun, laga tersisa ini harus dimainkan PSS dengan sangat keras. Maklum, tim yang akan dihadapi adalah tim yang kondisinya jauh lebih mumpuni. Selanjutnya mereka akan menghadapi Madura United di Pamekasan, Sabtu (11/3). Seto berharap enam kekalahan beruntun bisa menjadi pelajaran untuk tampil lebih maksimal melawan Laskar Sape Kerrab, julukan Madura United.
Kemudian 18 Maret PSS akan menjamu Borneo FC. Kemudian pada 2 April mereka menghadapi tuan rumah PSIS Semarang, 8 April mereka menjamu Bali United di MagIS, dan terakhir bertemu Persija Jakarta. Mudah-mudahan ini menjadi evaluasi bagi saya pribadi dan para pemain,” ujarnya.
Namun, enam kekalahan beruntun tak mempengaruhi posisi Seto sebagai kapten tim. Manajemen PSS sendiri meminta tim memaksimalkan sisa lima partai. Meski lawan yang akan dihadapi di atas kertas cukup berat. “Manajemen PT PSS mohon doa dan dukungannya agar di sisa pertandingan Liga 1 Super Elang Jawa 2022/2023 bisa meraih hasil maksimal. Dengan dukungan suporter PSS, apapun bisa terjadi,” tulisnya. keterangan resmi manajemen PSS di laman resmi klub, Selasa (7/3). (tyo/din)