Diperbarui: 5 April 2023 19:49
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Zidaaannnn…
Sapaan yang khas dari suara ngebass milik Deddy Mizwar masih tergiang-ngiang di telinga. Mengingatkan saya pada saat-saat menjelang berbuka puasa. Deddy Mizwar sebagai Pak Haji dan Jourast Jordy sebagai Zidan, lalu ditemani dengan Pak Ustadz berwajah rupawan. Makin betah deh.
Salah satu serial televisi kesukaan saya setelah melalui hari-hari yang melelahkan di sekolah, apalagi saat bulan puasa. Yang masih mengenal Jourast Jordy sebagai Zidan, kita seumuran. Mengangkat Lorong Waktu menjadi ulasan film religi mengingatkan saya di tahun-tahun 1990-an, tahun dimana saya masih dapat uang saku tiga ratus rupiah.
Film yang dapat diartikan sebagai gambar hidup atau bergerak ini menjadi salah satu media penghibur kami anak 90-an. Belum ada handphone apalagi media sosial. Jadilah Lorong Waktu menjadi serial film yang paling membekas dalam ingatan saya meskipun sudah puluhan tahun lalu Lorong Waktu dibuat.
Pernah Berandai-andai Menjadi Zidan
Menonton serial Lorong Waktu sepanjang hari selama satu bulan penuh membuat saya di umur belasan tahun saat itu berkhayal ingin menjadi seperti Zidan. Bisa diajak berjalan-jalan menyusuri masa lalu maupun masa depan bersama Pak Haji yang bijak dan konyol.
Nampaknya perjalanan tersebut akan menjadi perjalanan yang berkesan dan akan memberikan banyak hikmah pada siapapun yang menjalaninya. Wong yang nonton saja sudah merasa ingin menjadi “orang baik” dan menghindari dosa kok, apalagi Zidan yang diajak jalan terus sama Pak Ustadz dan juga Pak Haji.
Siapa sangka serial Lorong Waktu ini menjadi serial televisi religi pertama saya selama hidup lho. Lalu entah bagaimana Lorong Waktu tak lagi tayang. Ketika diluncurkan serial animasinya, rasanya ada yang kurang di sana. Saya tidak bisa melihat eskpresi tengil Zidan, tidak bisa melihat wajah kekecewaan Pak Haji dan Ustadz saat tahu Zidan berbuat salah, dan masih banyak lagi feel yang tidak saya dapatkan dari serial animasinya. Huhu..
Andai saya diberi kawan seperti Zidan dan juga Pak Haji serta Pak Ustadz mungkin saya akan menjadi lebih giat lagi ibadahnya, amalannya, hubungan sesama manusia pun bisa menjadi lebih baik lagi dibanding sekarang.
Sampaikan Pesan Moral Walau Satu Ayat
Deddy Mizwar sebagai produser sekaligus pemain dalam Lorong Waktu benar-benar mengemasnya sebagai tayangan menarik dan membuat banyak penontonnya menantikan kisah-kisahnya yang lain.
Dalam setiap episode, tidak pernah tersia-siakan. Semuanya terisi dengan hikmah atau ibrah atau pesan moral yang bisa kita renungi. Kalau hati belum kotor, kita akan cepat menangkap apa maksud dari Deddy Mizwar memproduksi episode demi episode dari Lorong Waktu yang tidak lain untuk berdakwah.