Sekelompok orang sibuk membersihkan rerumputan yang tumbuh lebat di sekitar pohon meranti dan berbagai pohon lainnya di Taman Hutan Hujan Tropis Indonesia (TH2TI) di kawasan sekitar Kantor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Jalan Abdi Praja, Kota Banjarbaru.
Di bagian lain, ada juga pekerja yang sibuk menyirami tanaman yang diambil dari truk tangki suplai bertanda Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel, berjalan-jalan di sekitar kawasan taman.
Muhammad Noor (46), salah satu pekerja yang ditemui ANTARA, Minggu (25/6) mengatakan, total ada 23 penjaga TH2TI yang terbagi dalam empat blok area dengan total luas 90 hektare.
Tugas mereka tidak bisa dikatakan ringan, karena mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua pohon dapat tumbuh subur sejak ditanam.
Oleh karena itu, setiap hari harus dipantau kondisi pohon dalam proses pemeliharaan, mulai dari pemupukan, penyiraman, hingga pembersihan gulma yang terus mengganggu, termasuk munculnya hama dan penyakit yang mengancam kesuburan tanaman.
TH2TI yang konon satu-satunya di Indonesia ini telah menumbuhkan ratusan spesies tanaman meranti, termasuk pohon ulin yang endemik di hutan Kalimantan.
Ada juga jenis tumbuhan cepat tumbuh, seperti mahoni, trembesi, jabon, dan sengon.
Berbagai jenis tanaman buah langka juga dibudidayakan, di antaranya pohon kayu manis yang terkenal banyak dihasilkan oleh masyarakat pedalaman suku Dayak Loksado di Pegunungan Meratus, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, hingga berbagai pohon dari berbagai daerah di nusantara. .
Sebut saja ramin dari spesies gonystylus bancanus, pohon penghasil kayu yang tumbuh alami di hutan rawa gambut di beberapa provinsi di Sumatera.
Kemudian ada pohon merbau dari Pulau Enggano di Provinsi Bengkulu yang merupakan spesies endemik karena hanya terdapat di pulau kecil yang terletak di bagian paling barat dan selatan Sumatera.
Dari sekian banyak pohon dan jenisnya yang tak terhitung jumlahnya, pohon ulin diakui oleh para pekerja di TH2TI membutuhkan perhatian khusus.
Bahkan, banyak pohon yang mati dan harus ditanam kembali dari awal, alias dari pembibitan.
Tahun pertama pertumbuhan setelah ditanam merupakan masa rentan bagi pohon ulin karena ulat sering menyerang akarnya.
Saat ini rata-rata pohon ulin di TH2TI berumur lima tahun dengan tinggi mencapai 2,5 meter dengan diameter batang sekitar lima sentimeter.
“Para ahli yang pernah ke sini mengatakan pohon ulin baru bisa dikatakan aman setelah berumur 15 tahun dengan diameter batang 40 sentimeter,” kata Noor.
Ulin atau sering disebut kayu besi merupakan pohon asli Indonesia yang tergolong ke dalam suku Lauraceae, dapat tumbuh hingga setinggi 35 meter dengan diameter batang hingga 120 centimeter.
Pohon ulin semakin langka di alam saat ini karena eksploitasi besar-besaran di masa lalu.
Pada musim kemarau seperti sekarang ini, penyiraman sangat diperhatikan dan ditingkatkan karena tanah yang kering membuat tanaman lebih mudah mati.
Belum lagi ancaman kebakaran lahan, sehingga membuat para pekerja gencar melakukan patroli sekaligus mengedukasi masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan termasuk menjaga kebersihan area taman dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Para pekerja juga kerap menjumpai hewan liar, seperti ular kobra yang memiliki racun mematikan, untuk memantau biawak dan lebah saat bertugas.
Seluruh pekerja yang terdaftar sebagai pekerja kontrak di Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel mengaku pernah disengat lebah atau tawon dengan tubuh dan wajah bengkak.
Meski begitu, mereka memiliki prinsip bahwa mereka tidak akan membunuh hewan apapun yang ditemuinya dan hanya berusaha menghindari atau mengusirnya dengan alasan tidak ingin mengganggu keseimbangan alam di TH2TI, sebagaimana kondisi alam di dalam hutan. .
Fasilitas pendidikan
Tidak banyak hutan kota di Indonesia yang mampu memadukan keberadaan hutan hujan tropis sekaligus fungsi estetikanya.
TH2TI sebagai wujud hutan kota, mampu dihadirkan oleh pemerintah daerah dengan perpaduan keanekaragaman hayati yaitu rindangnya pepohonan sekaligus menjadi tempat bersantai masyarakat dengan suasana asri dan nyaman bagi keluarga dan seluruh lapisan masyarakat. kehidupan.
Kepala Dinas Kehutanan Kalsel Fathimatuzzahra mengatakan TH2TI benar-benar lokasi yang tepat sebagai sarana edukasi agar semua orang menjaga hutan dan alam yang ada di dalamnya.
Ia juga menilai TH2TI sebagai lokasi terbaik untuk kegiatan penelitian para akademisi di perguruan tinggi mengenai hutan hujan tropis yang selalu basah atau lembab dan dalam keadaan alaminya dapat ditemukan di daerah sekitar khatulistiwa yaitu di Asia, Australia, Afrika, Amerika Selatan. , Amerika Tengah, Meksiko, dan Kepulauan Pasifik.
Hutan hujan tropis juga dapat diartikan sebagai hutan yang terletak di daerah tropis yang memiliki curah hujan tinggi yang menjadi rumah bagi setengah spesies flora dan fauna di seluruh dunia.
Hutan hujan tropis juga dijuluki sebagai “farmasi terbesar di dunia” karena hampir seperempat obat modern berasal dari tumbuh-tumbuhan di hutan hujan ini.
Jadi ajak keluarga, sahabat dan kerabat untuk duduk di rerumputan atau di gazebo TH2TI sambil bermain atau bercengkrama, dijamin bikin suasana makin hangat atau belajar bersama mengenal jenis-jenis pohon yang ada pasti sangat menyenangkan.
Di dalam kawasan TH2TI juga terdapat Hutan Press Taman Spesies Endemik Indonesia yang diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo saat menghadiri peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2020 pada 9 Februari 2020.
Presiden saat itu menanam pohon mersawa, spesies endemik asli Kalimantan, termasuk suku meranti-merantian yang tingginya bisa mencapai 45 meter dan diameter 135 sentimeter.
Kawasan yang ditanami pohon oleh kepala negara itu kini dikenal sebagai Bundaran Jokowi dan sangat cocok bagi masyarakat yang ingin mengenal berbagai jenis pohon endemik dari seluruh Indonesia.
Situs Geopark Meratus
Pembangunan Miniatur Hutan Hujan Tropis (M2HT) hutan kota yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dengan dukungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mulai dirancang dan dibangun sejak tahun 2017.
Keberadaan M2HT yang kemudian ditetapkan sebagai Taman Hutan Hujan Tropis Indonesia (TH2TI) pada tahun 2018 kini menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang tidak hanya berguna untuk meredam kenaikan suhu udara di perkotaan dan mengurangi polusi udara, namun dapat menjadi sarana konservasi ex-situ untuk spesies tumbuhan langka di luar habitat aslinya.
TH2TI di Kalsel mendapat apresiasi tinggi dari Menteri LHK Siti Nurbaya yang menugaskan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Inovasi (BLI) KLHK untuk terus membantu pengembangannya, termasuk memberikan 10 jenis bibit unggul tanaman meranti hasil teknologi KoFFCoS (Komatsu FOERDIA Fogging Cooling System) sebanyak 500 batang ke Dinas Kehutanan Kalsel tahun 2019.
Program gerakan Revolusi Hijau yang dicanangkan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor diwujudkan melalui pembangunan TH2TI dengan luas tak tanggung-tanggung seluas 90 hektar.
Melalui program Revolusi Hijau, hingga tahun 2022 Pemprov Kalsel mampu merehabilitasi lebih dari 122 ribu hektare hutan dan lahan kritis. Keberadaan hutan buatan ini merupakan bentuk kehadiran negara dalam rangka pelestarian hutan dan mendukung upaya bersama menjaga iklim.
Kini TH2TI masuk dalam situs Meratus Geopark jalur selatan yang mengambil tema “Perjalanan gemerlap dari hutan tropis menuju berlian”.
Badan Pengelola Geopark Meratus telah menetapkan TH2TI sebagai situs Geopark Meratus bersama 54 situs lainnya di Kalimantan Selatan yang terbentang melintasi kawasan Pegunungan Meratus karena keberadaannya yang penting dalam upaya pelestarian lingkungan dan perlindungan ekosistem alam di Bumi Lambung Mangkurat.
Geopark Meratus sebagai Geopark Nasional Indonesia sejak 29 November 2018 kini sedang dievaluasi untuk menjadi UNESCO Global Geopark dan TH2TI siap berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim yang sedang dikampanyekan secara internasional.