SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Himpunan Masyarakat Aceh (HIMA) Kaltim menggelar tradisi di Samarinda Peusijuek. Tradisi ini diwariskan masyarakat Aceh kepada dua warga Kalimantan Timur yang lahir di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Kedua orang tersebut adalah prajurit Kodim 0901 Samarinda yang menjabat sebagai Babinsa Sungai Dama, Kopka Kepala (Kopka) Azmiadi yang langsung mendapat kenaikan pangkat luar biasa menjadi Serda, dan Zarman Putra, Kepala Seksi Operasi Polres Penajam Paser Utara, yang baru saja naik pangkat. hanya. kepada komisaris polisi.
“Peusijuek dalam bahasa indonesia seperti selamatan (bacaan doa selamat) atau tepung terigu. Selamat jika ada orang yang mendapatkan rezeki dalam hidupnya,” kata Ustaz Bahtiar, dalam perbincangan di Warung Aceh Jalan Sawo, Samarinda, Minggu.
Nasib datang dalam berbagai bentuk. Diantaranya saat melahirkan, keberuntungan dalam hidup, menjalankan ibadah dan pernikahan.
“Biasanya itu yang dimulai dari orang Aceh Peusijuek, tujuannya agar kejadian tersebut selamat di dunia dan akhirat. Itu sebabnya ini sudah berakhir Peusijuek,” ujar Ustaz Bahtiar.
“Ini bentuk persatuan Aceh di Samarinda, HIMA Kaltim di Samarinda. Penggagasnya adalah pemilik toko Aceh ini Bapak Fadlullah Puteh selaku Ketua HIMA Kaltim,” tambah Ustaz Bahtiar.
BACA JUGA :
Kisah Babinsa Azmiadi Gadaikan Sepeda Motor untuk Sewa Ekskavator Trailer Evakuasi di ‘Gunung Manggah’
KSAD Jenderal Dudung menaikkan Pangkat Luar Biasa Babinsa Kopka Azmiadi
Dapat Penghargaan Panglima TNI, Kopka Azmiadi: Untuk warga Samarinda
Lagi-lagi, Kopka Azmiadi dianugerahi Penghargaan Jenderal TNI
Acara adat Peusijuek itu lahir dari musyawarah beberapa orang, bagian dari HIMA Kaltim.
“Akhirnya jadi seperti ini. Kami bersyukur mendapat keberuntungan dari Pak Azmiadi dan Pak Zarman Putra,” jelas Ustaz Bahtiar.
tradisi Peusijuek Bagi Azmiadi, bukan hanya karena Azmiadi viral dalam beberapa pekan terakhir.
“Bukan hanya karena viral. Yang terpenting ada sedikit rezeki yang diberikan Allah SWT kepada kita, ada sedikit nikmat dari Allah yang diberikan kepada kita, maka kita akan mengamalkannya. Peusijuek sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang diberikan. Walaupun sekecil itu,” jelas Ustaz Bahtiar.
HIMA Kaltim mengapresiasi peran dan kehadiran Azmiadi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat kota Samarinda.
“Ya, selain itu Pak Azmiadi memang berguna bagi masyarakat Samarinda. Jadi Peusijuek itu adalah adat masyarakat aceh, dan di setiap daerah juga memiliki tata cara yang sangat mirip Peusijuek,” tambah Ustaz Bahtiar.
Fadlullah Puteh, Ketua HIMA Kaltim yang juga pemilik Warung Aceh di Jalan Sawo, Samarinda, mengatakan Peusijuek merupakan bentuk rasa syukur masyarakat Aceh perantauan di Kaltim.
“Untuk itu kami panjatkan doa syukur. Di belakang semuanya, ada Pak Azmiadi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa. Ada juga warga kelahiran Aceh, Pak Zarman Putra, yang berkarir di sini dan juga mendapat kenaikan pangkat. Ada lagi yang lainnya. yang hanya tidak berkesempatan datang ke sini,” kata Fadlullah Puteh.
Tak ada yang menyangka Azmiadi lahir di Aceh, dan kini menjadi Wakil Ketua HIMA Kaltim. Dia tidak berpikir begitu Peusijuek ditujukan untuk dirinya sendiri dan juga untuk Zarman Putra.
“Saya pikir itu undangan Isra Mi’raj. Ternyata menjadi kegiatan khusus bagi saya dan Pak Putra (Zarman Putra),” kata Azmiadi.
“Peusijuek merupakan tradisi masyarakat Aceh. Itu selalu diadakan setiap kali mendapat rejeki, seperti berkah kenaikan pangkat. Sujud syukur kepada Allah SWT yang memiliki tradisi Peusijuek,” tambah Azmiadi.
Ada sekitar 1.000 pendatang warga Aceh di Kalimantan Timur. Dimana sekitar 200 diantaranya tinggal di kota Samarinda.
“Kalau kangen Aceh kan kangen banget sama Aceh. Tapi karena kita sering ngumpul, misalnya pas ada bakti sosial, di sini (Warung Aceh) jadi tempat pertemuan untuk diskusi,” kata Azmiadi.
“Tapi untuk Peusijuek Saya tidak diundang (berbicara). Diminta datang untuk ucapan syukur. Tapi ternyata syukuran kita berdua (bersama Zarman Putra),” kata Azmiadi.
Di dalam Peusijuekseekor kambing disembelih dan dimasak dengan bumbu khas Aceh untuk disantap bersama tokoh masyarakat Aceh di Kalimantan Timur, warga Aceh dan tamu undangan, serta doa bersama yang dipimpin oleh Ustaz Bahtiar.
Penulis : Saud Rosadi | Editor: Saud Rosadi
Anda mungkin juga menyukai:
tag: acehBudayaKisah InspiratifKodam VI MulawarmanKodim SamarindaKopka AzmiadiKorem 091 ASNNanggroe Aceh DarussalamKejadianSamarindaTNITNI AD