BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI – Rawa-rawa di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), sangat luas dan banyak terdapat eceng gondok.
Tumbuhan air ini umumnya dimanfaatkan oleh sebagian warga Kabupaten HSU untuk bahan dasar pembuatan kerajinan tangan.
Meski tidak semuanya, karena hanya dipilih bagian batang yang panjang dan berukuran besar.
Saat melewati Desa Rukam Hilir, Kecamatan Amuntai Selatan, Anda bisa melihat batang eceng gondok mengering di pinggir jalan.
Pemandangan ini biasa bagi wara karena beberapa di antaranya menjual bahan dasar pembuatan kerajinan eceng gondok.
Baca juga: Tarif Ferry Penyeberangan Ferry Batulicin-Tanjung Serdang Naik, Efektif Mulai 17 November
Baca juga: Atasi Kenaikan Harga, Diskopukmperindag Tabalong Luncurkan Program Subsidi Beras di Pasar Rakyat
Baca juga: Tindak Pidana Skimming Bank Kalsel, Polda Kalsel: Tersangka Pelaku Kedua Ditahan di Rutan Bangli Bali
Penduduk di Kecamatan Amuntai Selatan sebagian adalah pengrajin. Namun mereka tidak mencari sendiri bahan utamanya, melainkan membeli batang eceng gondok dari para pencari.
Seperti biasa, Amat, warga Desa Rukam Hilir, mencari eceng gondok di rawa-rawa menggunakan perahu atau jukung tanpa mesin.
“Tidak semua eceng gondok bisa dimanfaatkan. Biasanya memilih yang masih muda dan masih hijau serta berukuran besar dan panjang agar lebih mudah digunakan saat membuat kerajinan,” ujarnya.
Untuk menemukan eceng gondok yang bagus, carilah rawa-rawa yang eceng gondoknya tidak terlalu banyak. Karena jika terlalu banyak, mereka kecil-kecil dan ada juga yang sudah tua dan menguning.
Batang eceng gondok yang berwarna kuning jika dikeringkan terkadang akan menghitam sehingga merusak penampilan kerajinan karena warnanya yang berbeda.
Baca juga: Warga rela antre beli beras bersubsidi di Pasar Tanjung Tabalong, 6 karung ludes
Baca juga: Lahan Rawa Tak Pernah Surut, Luas Lahan Tanam Padi Tahun 2022 di HSU Berkurang 12 Ribu Hektar
Baca juga: Pelaku UMKM Sasirangan Binaan Bank Kalsel Berawal dari Sampingan, Kini Memiliki Toko
Setelah memilih batang eceng gondok yang panjang, kemudian dibersihkan dan dipisahkan dari daunnya.
Kemudian dicuci dan dikeringkan, dibutuhkan waktu sekitar empat hari jika cuaca panas.
Batang eceng gondok yang sudah kering diikat dan dijual dengan harga Rp 12.000 per kilogram. Perhitungannya berdasarkan berat dan biasanya diikat dalam dua kilogram.
Untuk membuat tikar, biasanya dibutuhkan tiga ikat batang eceng gondok kering atau sekitar enam kilogram.
Keset dengan ukuran 1,5 meter dijual dengan harga Rp 150.000 per lembar.
(Banjarmasinpost.co.id/ Reni Kurniawati)