Jakarta – Perkembangan bisnis UMKM lokal harus didukung dengan kemajuan teknologi yang masif. Untuk itu, pelaku UMKM diharapkan beradaptasi secara digital untuk menjangkau lebih banyak masyarakat. Hal ini perlu diintensifkan untuk memanfaatkan potensi pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.
Proses digitalisasi ternyata tidak hanya membantu UMKM menjangkau lebih banyak pembeli, tetapi juga dapat membawa bisnis UMKM lokal ke level yang lebih profesional. Salah satu upaya digitalisasi yang dapat dilakukan UMKM adalah dengan memanfaatkan platform e-commerce.
Kepala Bidang Sarana Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) Berry Fauzi mengatakan, banyak UMKM yang memanfaatkan jaringan marketplace untuk memasarkan produknya di masa pandemi. Hal ini juga tertuang dalam Laporan Pemberdayaan UMKM 2022.
“Sebanyak 40% UMKM menggunakan social media, 38% menggunakan instant messaging, 13% menggunakan e-commerce, dan 5% ride hailing,” ujar BerryBerry dikutip 19 Mei 2023.
Namun, tidak jarang banyak pelaku UMKM yang masih mengalami beberapa kendala saat mengakses digital. Berdasarkan survei yang dilakukan DSInnovate terhadap 1.500 pemilik UMKM, ditemukan sejumlah kendala yang dialami UMKM.
Survei menunjukkan bahwa 30,9% UMKM mengalami kesulitan mengadopsi digital. Sementara itu, 70,2% pemilik UMKM mengalami kendala dalam memasarkan produknya. Masalah lainnya terkait akses permodalan yang mencapai 51,2%, masalah pemenuhan atau pasokan bahan baku sebesar 46,3%.
Guna menjawab berbagai tantangan yang dihadapi UMKM tersebut, pemerintah dan swasta secara intensif berkolaborasi dan mendukung program dukungan bagi UMKM lokal, termasuk program pelatihan hingga pendampingan.
Hal tersebut juga dilakukan oleh Adaro Energy Indonesia bersama Tokopedia yang telah melakukan pelatihan bisnis bagi para pelaku usaha di wilayah Kalimantan. Dalam program ini, para pelaku usaha binaan Adaro mendapatkan pelatihan dan pendampingan intensif melalui Filantra Indonesia mengenai tips mengembangkan bisnisnya secara online melalui platform Tokopedia selama 3 bulan.
Salah satu pelaku UMKM yang mendapatkan manfaat dari pelatihan tersebut adalah Arsani selaku pemilik Kopi Pasak Bumi asal Tabalong, Kalimantan Selatan. Arsani mengaku bersyukur bisa menyerap semua ilmu yang disampaikan selama pelatihan.
Arsani menuturkan, Kopi Pasak Bumi sudah berdiri sejak 2014. Produknya banyak diminati masyarakat bahkan sudah dijual ke beberapa toko ritel, seperti di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Namun, produk yang dibuatnya sempat terhenti karena belum memiliki sertifikat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) saat itu. Padahal, sebagai produk makanan bergizi, Arsani wajib mengantongi izin dari instansi.
Kini, berkat dukungan dari Pemerintah Daerah melalui program bagi para pelaku UMKM untuk mendapatkan sertifikasi halal gratis dan BPOM, produk-produk dari Arsani beredar bebas di pasaran.
Menurut Arsani, setelah mendapatkan sertifikat BPOM dan belajar berjualan di platform digital, produknya dikenal luas oleh masyarakat. Dulu produknya hanya dikenal di daerah Tabalong, namun kini sudah merambah ke Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, hingga pulau Jawa.
“Setelah mengikuti pelatihan dari Adaro dan Tokopedia, kenaikannya hampir 40 persen. Sebelumnya produksi sekitar 300 kg/bulan, sekarang lebih 500 kg per bulan,” ujar Arsani.
Melalui pelatihan Adaro dan Tokopedia, Arsani juga belajar banyak hal, termasuk cara membuat foto, deskripsi, dan upload produk. Kemudian perhatikan stok, serta kecepatan pengiriman, dan cara pengambilan saldo di Tokopedia
“Untuk penggunaan aplikasi masih ada kendala sinyal yang tidak memungkinkan sering lemot sehingga toko tidak bisa buka sesuai jadwal,” ujarnya.
Karena itu, ia sering memanfaatkan fasilitas wi-fi gratis yang tersedia di kantor kepala desa setempat. Meski sudah cukup maju dibandingkan sebelumnya, Arsani tetap mengantisipasi setiap tantangan di tengah persaingan dengan sejumlah UMKM lainnya. Baginya, selalu ada peluang baru di depan.
“Saya sendiri bukan pengusaha, tapi saya bisa menciptakan orang yang membuat bisnis agar bisnis tetap berjalan tanpa saya di dalamnya,” pungkasnya.