BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU – Geopark Nasional (GN) Meratus akan kembali diusulkan menjadi Geopark Internasional berstandar UNESCO pada tahun 2023.
Ini setelah usulan tahun 2022 dibatalkan karena GN Meratus dinilai masih kekurangan sarana dan prasarana pendukung.
Kepala Dinas Cipta Karya Dinas PUPR Kalsel Ryan Tirta Nugraha Selasa (27/12/2022) mengatakan, untuk mendukung peningkatan fasilitas pendukung di GN Meratus akan dibangun pusat informasi, tempat parkir, toilet dan fasilitas pendukung lainnya. .
“Khususnya di tiga wilayah yang fasilitas penunjangnya masih belum ada, yakni di Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kotabaru,” ujarnya.
Tak hanya itu, papan informasi juga akan dipasang di 52 titik tujuan kunjungan wisatawan di Kalsel untuk mempromosikan GN Meratus kepada wisatawan.
Misalnya di Pasar Terapung, di Kampung Jamu dan tempat lainnya yang cukup banyak dikunjungi wisatawan.
Optimalisasi fasilitas pendukung ini juga sedang dikerjasamakan dengan Diskominfo dan Dinas ESDM Kalsel dan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2023.
“Untuk isi papan informasi dari Diskominfo, kami hanya untuk infrastruktur saja,” ujarnya.
Baca juga: Operasi THM di Kabupaten Tapin Tahun Baru 2023 Terpantau, Melanggar Terancam Dibubarkan
Disinggung besaran anggaran, Ryan mengatakan jumlahnya tidak terlalu besar, apalagi masih dalam tahap konsep.
“Rencananya fasilitas pendukung ini akan dikolaborasikan dan didistribusikan untuk masing-masing peran di SKPD,” imbuhnya.
Pada tahap awal pengusulan Geopark Meratus ke UNESCO, terdapat enam kabupaten kota yang masuk dalam kawasan Geopark yang akan diusulkan pada tahap pertama, yaitu Banjarbaru, Banjarmasin, Banjar, Batola, Tapin dan HSS, sedangkan daerah lainnya akan mengikuti.
Di kawasan Kota Banjarbaru terdapat kampung purun, kampung jamu, miniatur hutan hujan, museum, pendulangan intan cempaka dan lain-lain.
Sedangkan di Kota Banjarmasin terdapat pasar terapung Lok Baintan, desa Sasirangan Sei Jingah, dan pembuatan perahu pulau Sewangi.
Di kawasan Batola terdapat konservasi bekantan di pulau Curiak, kemudian di kawasan Kabupaten Banjar terdapat Tahura sultan Adam Mandiangin, Pematon, masjid Bambu Kiram, danau Riam Kanan, hutan kahung dan lain-lain.
Tak ketinggalan, di Kabupaten Tapin ada Desa Kelayangan Dandang dan lain-lain, kemudian di kawasan HSS ada pembuatan dodol, Loksado, bukit Langara, Loksado Bamboo Rafting dan Balai Malaris.
Sedangkan geosite masih mengandalkan situs serpentinite, perodotite, schist dan tambang batubara Orange Nasau Dutch di Pengaron.
(Banjarmasinpost.co.id/milna)