Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mulai mengantisipasi dan bersiap menghadapi kebakaran hutan dan lahan atau karhutla pada musim kemarau tahun ini. Kawasan rawa gambut dan kawasan sekitar Bandara Internasional Syamsudin Noor mendapat perhatian khusus.
Stasiun Klimatologi Kelas I Kalsel telah menyampaikan prakiraan musim kemarau tahun 2023. Secara umum, musim kemarau diprediksi terjadi seperti biasa pada tahun-tahun normal.
Bahkan, ada kemungkinan terjadinya El Nino yang akan membuat kondisi kering semakin kering dan meningkatkan kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel Bambang Dedi Mulyadi mengatakan, Jumat (14/4/2023) telah menyiapkan Surat Edaran Gubernur Kalsel Sahbirin Noor untuk menindaklanjuti apa yang sudah disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). tentang ramalan musim kemarau di kalimantan selatan.
Menurut Bambang, ada dua wilayah di Kalsel yang harus mendapat perhatian dalam upaya penanggulangan bencana karhutla, yakni wilayah di sekitar Bandara Internasional Syamsudin Noor dan kawasan rawa gambut.
Kedua daerah tersebut tergolong rawan berdasarkan pemetaan daerah rawan karhutla dari hasil analisis sejarah kejadian karhutla di Kalimantan Selatan.
“Wilayah di sekitar bandara merupakan kawasan ring 1 dan meliputi Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Tanah Laut, dan Kabupaten Barito Kuala,” ujarnya.
Kawasan kedua yang perlu mendapat perhatian adalah kawasan rawa gambut di kawasan Daha yang meliputi Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, dan Tapin. Selain itu, ada beberapa titik lahan gambut di kabupaten lain.
Bambang mengatakan, upaya mitigasi telah dilakukan di kawasan ring 1 bandara dengan membangun kanal atau kanal yang terhubung dengan pintu air irigasi. Dengan kanal-kanal tersebut, ketinggian air di kawasan lahan gambut tidak mengering sehingga dapat mencegah penyebaran karhutla.
Selain itu, BPBD Kalsel juga telah menyiapkan sarana dan prasarana pendukung dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan. Termasuk personel yang akan disinergikan dalam acara waspada karhutla yang akan digelar pada awal Mei 2023.
“Upaya patroli dan sosialisasi terkait budaya sadar bencana dan pembukaan lahan tanpa bakar juga digalakkan melalui kegiatan mobil KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) keliling yang ditempatkan di masyarakat,” ujarnya.
BPBD Kalsel, lanjut Bambang, juga merencanakan kerja sama antarlembaga dengan mengundang keterlibatan dunia usaha. Perusahaan perkebunan dan pertambangan diminta untuk menyiapkan personel dan peralatan penanganan karhutla di wilayah kerjanya dan ikut membantu jika ada kejadian karhutla di sekitar wilayah usahanya.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Kalsel Goeroeh Tjiptanto mengatakan, wilayah Kalsel pada tahun 2020, 2021, dan 2022 akan mengalami kekeringan dengan kondisi hujan di atas normal atau wet dry. Namun pada tahun 2023 secara umum diperkirakan musim kemarau akan normal dan berpeluang terjadi El Nino.
“Kalau itu terjadi, karhutla menjadi perhatian,” katanya.
Menurut Koordinator Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kalsel Wiji Cahyadi, prakiraan awal musim kemarau 2023 di Kalsel terjadi antara pertengahan Mei (Mei II) hingga awal Agustus (1 Agustus). Puncak musim kemarau diperkirakan pada Agustus untuk zona lima musim (42 persen) dan September untuk zona tujuh musim (58 persen).
“Secara umum, puncak musim kemarau 2023 di Kalsel diprediksi pada September. Puncak musim kemarau secara umum diprediksi sama seperti biasanya,” ujarnya.