Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalsel bersama Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi setempat menandatangani nota kesepahaman atau “Memorandum of Understanding” (MoU) tentang pengembangan “Desa Cinta Statistik” (Desa Cantik) dan rumah data kependudukan di Kampung Keluarga Berkualitas.
Kepala BKKBN Perwakilan Kalsel H Ramlan bersama Kepala BPS Kalsel, Martin Wibisono disaksikan seluruh peserta yang merupakan perwakilan dari BAPPEDA Kalsel, Dinas PMD Kalsel, Dinas PPPA KB Kalsel, Dinas Kesehatan Kalsel, Dinas KBPPPM Kota Banjarmasin , Kantor PPKBPMP Kota Banjarbaru, BPS Kota Banjarmasin, BPS Kota Banjarbaru, Prov. Koalisi Penduduk. Kalimantan Selatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan ULM.
Baca juga: Perwakilan BKKBN Kalsel Gelar Seleksi Kompetensi PPPK
Ramlan di Banjarmasin, Senin, mengatakan kerjasama tersebut diharapkan dapat semakin memperkuat optimalisasi penyediaan, pemanfaatan dan pemanfaatan data statistik sehingga intervensi dan perencanaan pembangunan di desa/kelurahan lebih tepat sasaran.
Lebih lanjut Ramlan mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan data di tingkat desa/kelurahan, BKKBN hadir dengan program Rumah Data Kependudukan dan Informasi Keluarga atau lebih dikenal dengan Rumah DataKu.
Ramlan menjelaskan Rumah DataKu merupakan kelompok kegiatan masyarakat yang melakukan pengumpulan, verifikasi, analisis, penyajian dan pemanfaatan data kependudukan dan keluarga serta pembangunan di tingkat desa/kelurahan. Dengan demikian, Rumah Data Kependudukan dan Informasi Keluarga memiliki peran krusial dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Ramlan mengatakan Rumah DataKu memiliki peran penting berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Kampung Keluarga Berkualitas, karena Rumah DataKu merupakan salah satu pemasok data intervensi pembangunan di Kampung KB.
Baca juga: TNI AU luncurkan program nasional pencegahan stunting
Hingga tahun 2023, Ramlan menyebut jumlah Kampung Keluarga Berencana di Kalimantan Selatan sebanyak 456 Kampung KB, sedangkan untuk Rumah Data Kependudukan di Kampung Keluarga Berencana sebanyak 236 Rumah DataKu.
“Diharapkan kerjasama ini akan semakin memperkuat optimalisasi penyediaan, penggunaan dan pemanfaatan data statistik sehingga intervensi dan perencanaan pembangunan di desa/kelurahan lebih tepat sasaran,” ujar Ramlan.
Menurut Ramlan, kerjasama antara Rumah Data Kependudukan dan Desa Cinta Statistik akan semakin kuat dengan dukungan program Desa Pintar dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kalsel.
Karena ketiga program tersebut saling berkaitan dan saling mendukung maka Desa Cinta Statistik ini untuk meningkatkan literasi dan peran aktif perangkat desa dan masyarakat dalam penyelenggaraan kegiatan statistik desa.
Baca juga: Bartim DPRD Studi Banding Penanganan Stunting ke BKKBN Kalsel.
Sedangkan Rumah Data Kependudukan merupakan wahana penyediaan data lintas sektoral yang akurat dan terpercaya untuk mendukung perencanaan pembangunan di desa, sedangkan Smart Village adalah pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pelaksanaan berbagai sektor di desa.
Dengan mengintegrasikan ketiga program tersebut, ke depan dapat memperkuat database kependudukan dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang statistik serta mengoptimalkan pemanfaatan teknologi untuk membantu percepatan pembangunan di pedesaan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel Martin Wibisono dan Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel H Ramlan saat menandatangani nota kesepahaman atau “Memorandum of Understanding” (MoU) tentang pengembangan program “Desa Cinta Statistik” (Desa Indah) dan rumah data penduduk di Kampung Keluarga Berkualitas, Banjarmasin, Senin (3/4/2023). (ANTARA/Latif Thohir)
Sementara itu, Kepala BPS Kalsel Martin Wibisono mengungkapkan, desa tidak lagi dianggap sebagai obyek pembangunan, melainkan sebagai subyek dan ujung tombak pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Martin menambahkan saat ini di desa terdapat berbagai sistem aplikasi pendataan seperti Prodeskel, SDGs Desa, SIK-NG, dan lain-lain, namun kualitas dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di pemerintah desa dalam hal pengelolaan dan pengelolaan data desa literasi masih tergolong rendah.
Oleh karena itu, Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai “leading sector” dalam pembangunan statistik memiliki peran penting dalam meningkatkan pengelolaan, pemanfaatan, dan literasi data di tingkat desa.
Baca juga: BKKBN Sinergi dengan DPRD, Pemprov, dan BI Kurangi Stunting di Kalsel
Disampaikan Martin, Program Desa Indah yang dirancang oleh BPS secara umum bertujuan untuk meningkatkan literasi, kesadaran dan peran aktif aparat desa/kelurahan dan masyarakat dalam penyelenggaraan kegiatan statistik, standarisasi pengelolaan data statistik untuk menjaga kualitas dan perbandingan indikator statistik.
Selain itu, optimalisasi penggunaan dan pemanfaatan data statistik agar program pembangunan di desa/kelurahan tepat sasaran.
Namun pada tahun 2022, Program Desa Indah secara khusus bertujuan untuk meningkatkan kapasitas desa/kelurahan dalam mengidentifikasi kebutuhan data dan potensi desa dalam rangka mendukung pengentasan kemiskinan.
Pada tahun 2022 telah terbentuk 15 Kampung Indah di Kalsel, BPS melalui kerjasama program dengan BKKBN ini diharapkan dapat menambah jumlah sebaran di 13 Kabupaten/Kota di Kalsel.
Baca juga: BKKBN Gelar Pelayanan KB Serentak di Kabupaten dan Kota Se-Kalimantan Selatan
HAK CIPTA © Berita ANTARA Kalimantan Selatan 2023