Sekretaris Fatwa MUI Sumut Irwansyah (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan – Terkait viralnya video perempuan memimpin salat di Kabupaten Langkat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut angkat bicara. Mereka bahkan akan menyelidiki kasus tersebut.
Sekretaris Fatwa MUI Sumut Irwansyah mengatakan dalam pertemuan yang dihadiri Dr. HM Amar Adly, Ph.D., M.Si. dan sekretaris dr. Husnel Anwar Matondang, M.Ag bersama Sekjen MUI Langkat, dr. Ishaq Ibrahim dan Ketua Majelis Fatwa MUI Langkat, Dr. Sabaruddin Bisri, Ph.D., M.Sc., membeberkan sederet fakta. “Fakta yang terungkap, pemimpin padang pasir adalah Sunaryo alias Mas Karyo dan jemaahnya hanya sekitar 12 orang,” ujarnya, Selasa (4/7). Menurut Irwansyah, mereka hanya mengelola sebuah padepokan dan tidak memiliki pesantren atau santri khusus yang mempelajari agama. Mereka mengajarkan agama tasawuf, tetapi mereka tidak memiliki referensi dan tidak dapat membaca kitab suci Arab, tidak ada sanad ilmiah dan guru pembimbing. “Mereka hanya melakukan pengobatan herbal,” katanya. MUI juga mengungkapkan ada tiga doa yang dilantunkan di padepokan tersebut, yaitu doa Prabu, doa Ahlul dan doa Jibril. “Namun, amalan ini tidak memperhitungkan ilmu alat dan tajwid, apalagi membaca kitab berbahasa Arab,” jelas Irwansyah. Sementara itu, terkait viralnya video wanita imam salat, Irwansyah mengatakan, pengakuan mereka membuat video tersebut untuk konten. Konten dibuat agar banyak pelanggan cenderung menghasilkan. “Karena menurut pengakuan mereka di MUI Kabupaten Langkat, hasil konten YouTube mereka menghasilkan uang yang nilai nominalnya cukup mencengangkan,” ujarnya. Irwansyah mengatakan dalam rapat MUI Langkat, ia menegaskan bahwa praktik tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan Pondok Pesantren Al Zaitun yang hangat diperdebatkan di masyarakat. “Ada pengajian, tapi tidak ada yang hadir,” ujarnya. Namun, MUI masih mendalami dan mendalami hal-hal lain terkait kemungkinan dugaan penyimpangan tersebut. “Hari ini Komisi Fatwa dan MUI Kabupaten Langkat membentuk tim untuk mendalami lebih lanjut data dan informasi yang lebih akurat,” tambah Irwansyah.(JW/RZD)