Murianews, Mekkah – Jamaah haji Indonesia secara bertahap bergerak dari Madinah ke Makkah untuk menunaikan umrah di Masjidil Haram, mulai 1 Juni 2023.
Kepala Bidang Pelayanan Kepulangan dan Kedatangan Badan Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Edayanti Dasril, mengatakan sebanyak 1.889 jemaah berangkat dari Madinah menuju Mekkah untuk menunaikan ibadah umrah.
Mereka dibagi dalam lima grup penerbangan yang masing-masing merupakan penerbangan pertama dari Jakarta ke Pondok Gede (JKG 01), Solo (SOC 01), Makassar (UPG 01), Aceh (BTJ 01) dan Kualanamu/Medan (KNO 01). . ).
Baca Juga: Layani Jemaah Miqat Haji di Bir Ali, Petugas Daker Medina Siapkan Puasa Lima Kali
Edayanti menjelaskan, dalam perjalanan dari Madinah ke Makkah, jamaah terlebih dahulu akan mengambil miqat (tempat) Makani untuk berihram di Masjid Dzulhulaifah atau Masjid Bir Ali.
Jemaah akan menempuh jarak kurang lebih 450 km menuju Mekkah dengan waktu tempuh sekitar lima jam, kata dia dalam keterangan media di Media Center PPIH Pusat (KIA), Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, seperti dikutip situs Kementerian Agama. , Jumat (2/6) /2023).
Sebanyak 450 armada bus Sholawat dengan kurang lebih 230 petugas siap memfasilitasi mobilitas dan aktivitas jamaah Indonesia selama menunaikan ibadah haji di Makkah Al Mukarramah.
Bus ini akan melayani jamaah yang tersebar di 11 sektor mulai dari Mahbas Jin, Raudlah, Jarwal, Misfalah hingga wilayah terjauh Syisah.
Kepala wilayah kerja Makkah (Dakker) Khalilurrahman mengatakan, hari ini seluruh armada angkutan salat bekerja bersamaan dengan kedatangan jemaah.
“Untuk menyambut kedatangan jemaah, hari ini seluruh petugas transportasi sudah mulai duduk dan siap melayani jemaah selama 24 jam penuh,” kata Khalil saat simulasi penggunaan bus Sholawat di Makkah, Kamis ( 01.06/2023).
Menurut Khalil, Kepala Perhubungan Dakker Makkah PPIH Arab Saudi Asep Subhana mengatakan, pemerintah menyediakan dua jenis bus salat untuk digunakan jemaah.
“Ada dua jenis bus yang akan digunakan jemaah. Yang pertama adalah bus bersuspensi udara khusus lansia dan penyandang disabilitas, bus ini dilengkapi kursi khusus disabilitas dan tangga khusus kursi roda,” jelas Asep.
“Selain bus khusus lansia, ada juga bus yang lebih tinggi namun dilengkapi kursi prioritas untuk lansia,” tambahnya.
Asep juga mengatakan, pemerintah telah menyediakan bus salat dua warna, hijau dan kuning, namun dengan fasilitas yang sama. Pemerintah juga masih menyiapkan bus cadangan dengan total 10% dari jumlah armada yang ada untuk mengantisipasi kerusakan bus dan kepadatan penumpang.
“Setiap bus dilengkapi dengan fasilitas yang sama, yaitu layar monitor, mikrofon, pemecah kaca, dan pemadam api,” kata Asep.